MENUJU DANAU KAINDY DENGAN BUKHANKA (SERI PERJALANAN ROBENSJAH SJACRAH)

MENUJU DANAU KAINDY DENGAN BUKHANKA

Oleh: Robensjah Sjachran

SCNEWS.ID – KARAKOL. Sabtu, 25 Mei 2024 lalu saya berkesempatan mengunjungi Danau Kaindy, letaknya di Provinsi Almaty, negara Kazakhstan, Asia Tengah. Danau ini menakjubkan, karena dibentuk oleh alam yang “melukisnya” dengan cara didahului oleh gempa besar Kebin berkekuatan 8 skala richter di tahun 1911; yang mengakibatkan longsor batu kapur, membendung hutan dan mengguyurnya dengan air hujan yang kemudian terjebak sehingga terbentuklah danau dengan air biru kehijauan yang bening. Inkredibelnya, hutan cemara (Picea Schrenkiana) terbenam sebagian, namun tetap hidup hingga kini dan membentuk pemandangan luar biasa di mana sebagian batang pohon cemara itu seolah mencuat ke permukaan danau yang berukuran sepanjang 400 meter, berkedalaman 30 meter.

Pemandangan yang menakjubkan itulah yang diburu oleh penikmat keajaiban alam mancanegara. Namun, pada kesempatan ini saya tidak bermaksud meneruskan info tentang danau Kaindy, tapi menyoroti alat angkut luar biasa hingga saya sampai ke danau itu. Dimulai dari penginapan kami di Desa Saty, menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan Sprinter Mercy kapasitas 16 tempat duduk  yang kami sewa sejak di kota Almaty, kemudian di persimpangan jalan kami berganti kendaraan yang terlihat sudah bobrok, pada kaca depan ditempeli stiker bertulisan “Buhanka”. Saya tidak yakin kendaraan jelek ini mampu menempuh jalan yang katanya off-road sekitar 15 kilometer. Tapi….ternyata saya keliru.

Saya dan teman-teman, semua berdelapan, tujuh diantaranya ibu-ibu perkasa yang empat diantaranya berusia di atas 60 hingga 70 tahun, satu diantaranya sudah pasang pen di kaki, dan satunya lagi juga pasang di bahu kiri; hanya saya satu-satunya yang terlihat tampan ….hehehe; masuk ke dalam van butut berwarna abu-abu kusam buatan tahun 75an itu. Teman-teman saya semuanya penikmat & pemburu keindahan alam, hanya saya satu-satunya penikmat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi (SKSI) ..hehehe. Lima kilometer pertama jalan mendatar, namun di jalan off-road yang dikebut oleh driver berusia 20an tahun membuat adrenalin naik, jantung saya yang sudah tidak bagus berdegup kencang, denyut nadi saya dalam kondisi duduk dalam van butut mencapai 105 bpm. Dari belakang, saya setengah teriak kepada driver untuk jangan  ngebut di jalan jelek. Anak muda Kazak sang driver, entah mengerti atau tidak, dengan senyum malah tancap gas, sialan. Lima kilometer berikut sungguh terasa bagai berjam-jam, badan terguncang, kepala membentur langit-langit van, lalu terhempas, perut seperti dikocok. Belum selesai sampai di situ, kami dibawa menyeberang dua kali sungai sedalam hampir setengah meter, lalu Buhanka dibawa menyusur jalan tanah berlubang dalam, dengan belok ke kiri kadang ke kanan mencari jalan tanah yang masih “mulus”, padahal di tepinya sudah bibir jurang sedalam puluhan meter.

Etape pertama selesai, ganti menggunakan Buhanka yang lain, maklum sepertinya rute menuju danau Kaindy ini menjadi mata pencaharian warga lokal. Jadi mereka membagi lahan  perjalanan menjadi 2 etape. Etape kedua ini nggak kalah seru, walau jalan tidak “serusak” (off-road bagi  saya sama saja dengan jalan rusak) tadi tapi menanjak hampir 30 derajat, maklum kawasan danau berada di 2.000 mdpl. Karena mobil tua, kami takut mobil gak kuat menanjak, bagaimana andai mesin mati, tentu menggelinding ke bawah dan …jurang menghadang. Untungnya, tidak sampai 15 menit, van yang nama aslinya UAZ-452 Bukhanka buatan Rusia ini berhenti karena etape berikut sekitar 500 meter ditempuh dengan jalan kaki.

Bukhanka diciptakan sebagai van off-road 4 x 4 alias four wheel drive (FWD) sistem tenaga penggerak pada keempat rodanya, sehingga memiliki traksi yang memadai dalam kondisi jalan off-road, jadi bisa untuk medan berat seperti jalan terjal, licin, atau apapun termasuk berlumpur. Metode konstruksi pembuatannya juga “antik” karena menggunakan “body-on-frame” seperti yang kita lihat sasis truk yang sudah menyatu dipasang dengan sistem penggerak powertrain, roda, suspensi, rem, kemudi, kemudian dibawa ke perusahaan karoseri.

Mobil “warisan” ini ditinggalkan ketika Kazakhstan merdeka dari Rusia Desember 1991 dengan status sebagai ex kendaraan angkut ringan militer. Mobil van yang bandel untuk segala medan ini memiliki kemampuan melintas alam yang luar biasa, sehingga sampai tahun 2023 masih disewakan di negara Kazakhstan dan Kyrgystan. Tapi di tahun 2024, si Bukhanka tinggal kenangan karena sudah tidak diperbolehkan lagi untuk disewa umum, sebabnya sering rusak sehingga tidak dapat diandalkan lagi. Ketentuan itu tidak berlaku untuk angkutan menuju danau Kaindy, buktinya kami merasakan goyang reggaenya si Bukhanka itu. Tahukah apa arti Bukhanka itu ? Dalam bahasa Rusia artinya adalah sepotong roti, karena bentuk sasisnya menyerupai sepotong roti. Berikut foto-foto penulis bersama si Bukhanka. Bens – Karakol 270524

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini