MISTERI KEHIDUPAN
“Dalam kehidupan yang dipenuhi misteri ini, hal mendasar terbaik, untuk dilakukan adalah menjalaninya dengan penuh keyakinan, tanpa perlu memperdebatkan keyakinan tersebut. Berjalanlah dengan keyakinan masing masing, bahkan menambahkannya dengan perbuatan baik, dengan tidak menyakiti sesama manusia. Semua insan yang ada di alam semesta wajib saling menjaga dalam harmoni bahagia”.
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Kehidupan pada prinsipnya bisa dipandang berbeda beda oleh setiap individu, ada yang melihatnya sebagai saatnya sadar sementara yang wajib dimanfaatkan untuk belajar mati dan menyongsong kematian. Ada juga yang memaknainya sebagai kesempatan sebuah berbahagia tanpa resistensi dan antipati dengan cara selalu berbuat baik yang sebaik baiknya. Ada pula yang melihatnya sebagai kesempatan menegakkan kebenaran sehingga dapat masuk sorga. Tentunya ada juga yang memandang hidup dengan cara berbeda dengan ketiga pandangan diatas, karena secara hipotetis, jumlah pandangan tentang kehidupan setara dengan jumlah manusia penghuni alam semesta.
Semua pandangan jika didalami maka akan terasakan bermuara pada keinginan bahagia, kesadaran akan kehidupan tidak sempurna, kenyataan waktu hidup yang pasti berakhir di kematiannya dan berbagai misteri kehidupan yang tak cukup bisa dijelaskan dengan nalar semata. Kehidupan dan keinginan berbahagia menjadi tampak rumit padahal sebenarnya tak begitu. Hakekat bahagia sangat sederhana, bahagia adalah urusan hati dan keberadaan bahagia, ada di jiwa. Bahagia bukan sekedar senang yang dangkal dan hanya melibatkan badan saja, kebahagian itu paripurna. Bahagia ada didalam diri dan akan bersembunyi malu dikalbu terdalam manusia, jika badan masih berkuasa, dan baru akan terlihat, jika badan terkalahkan. Badan boleh tersiksa tetapi selama jiwa bisa menerima, maka bahagia akan muncul dari lubuk hati.
Bahagia berteman dengan penerimaan pada ketidak sempurnaan kehidupan yang sangat misterius, penerimaan pada tiadanya mutlak mutlakan dan keharusan untuk memurnikan kehidupan. Ketidak sempurnaan dapat berarti selalu ada lawan dalam sekumpulan kawan, setiap kebenaran selalu berisi kesalahan dan sebaliknya dalam kesalahan ada terkandung kebenaran, tidak ada awal tanpa akhir dan tak ada akhir tanpa awal. Dan entah karena apa, pemikiran tentang ketidak sempurnaan kehidupan, membawa ke pemikiran lanjutan, bahwa hakekat kehidupan adalah menahan nafas. Sebuah pemikiran liar, karena membayangkan bahwa di alam yang tidak sempurna, akhir akan mengandung awal dan awal akan mengandung akhir. Awal yang seperti itu adalah tarikan nafas, sedangkan akhirnya adalah hembusan nafas, mirip sekali dengan proses kelahiran dan kematian. Hidup adalah menahan nafas, sebuah pengendalian diri menuju pada kebahagiaan abadi.
Kalau cara berpikir tentang ketak sempurnaan itu dilanjutkan, maka sempurna adalah awalan yang tidak mempunyai asal, tempat bohong tanpa kebenaran dan kebenaran tidak berisi kebohongan. Dan “asymptutnyapun”, tidak akan pernah ada di bumi ini dan karena sempurna pasti ada maka dipastikan adanya dunia lain, yang sempurna. Di dunia sempurna ditemukan keadilan, kemurnian, kejelasan, kesejatian dan kemutlakan. Inilah yang kemungkinan disebut sebagai Tuhan. Tak akan ada yang bisa memberi penjelasan tentang Tuhan yang sempurna, dari alam yang tidak sempurna ini.
Kehidupan memang beragam tapi bertujuan sama mencapai bahagia dan kesempurnaan yang sebenar benarnya tidak bisa dijelaskan. Tuhan terpaksa di down grade, agak direndah gradekan, untuk bisa dijelaskan tapi prinsipnya tidaklah begitu. Tuhan itu sempurna, tidak ada unsurnya dibumi yang tidak sempurna ini dan tentunya tidak bisa dijelaskan pasti karena tak terpengaruh oleh ruang dan waktu.
Dalam kehidupan yang dipenuhi misteri ini, hal mendasar terbaik, untuk dilakukan adalah menjalaninya dengan penuh keyakinan, tanpa perlu memperdebatkan keyakinan tersebut. Berjalanlah dengan keyakinan masing masing, bahkan menambahkannya dengan perbuatan baik, dengan tidak menyakiti sesama manusia. Semua insan yang ada di alam semesta wajib saling menjaga dalam harmoni bahagia.
Pesan hebat seorang teman, guru besar dan guru imajiner saya, Prof. Dr. Tjipto Sumadi, disebuah Whats App Gruop SKSI, terasakan sejalan dengan tulisan ini, selengkapnya berbunyi, “ Diversity In Harmony, Berbagi Cinta Dengan Rasa, Berbagi Kasih Dengan Rasio, Berbagi Damai Dengan Sesama “. Disertai harapan agar disuatu ketika kelak, pak Tjipto Sumadi, akan memberi menjelaskannya lebih dalam karena beliaulah yang paling tahu, isi pesan itu. Dan sambil menunggu tulisan beliau, kita nikmati kehidupan ini.
Banjarmasin
25062022