NIKMAT KEHIDUPAN
“…hakikatnya substansi kehidupan itu tidak pernah linear sebagaimana layaknya perputaran di alam semesta yang terus berubah posisi dari sudut pandang sisi yang tetap, sehingga substansi kehidupan yang seperti ini adalah keniscayaan dalam kehidupan, tidak dapat kita hindari tapi memang harus dihadapi”.
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! ijinkan kali ini saya menyampaikan “bingungnya” fikiran tentang apa yang mau ditulis di saat-saat mengenang “hari kelahiran” yang jatuh pada tanggal 08 Desember, karena sebelumnya di moment seperti ini saya juga pernah menulis kiasan “lelaki setengah dewa” untuk melukiskan eksistensi kehidupan bagi yang memasuki usia 50 an, yang intinya perubahan orientasi kehidupan yang lebih besar pada sisi “kebijaksanaan”. Ditengah kebingungan itulah melintas dalam fikiran saya untuk bercerita tentang “Nimat Kehidupan” dan sekarang saya ingin bagikan hasil perenungannya tersebut kepada sahabat semua, semoga berkenan.
Cerita inspiratif tentang keberadaan kita di alam dunia ini sudah dimulai saat “pertarungan sel sperma dalam menembus sel telur dalam proses pembuahan”, dan dalam “pertarungan” ternyata kita adalah sel sperma pemenang yang berhasil menembus sel telur sehingga kemudian sel telur merubah bentuk yang dengan perubahannya mengakibatkan sperma lain yang mau masuk tidak dapat memasukinya lagi. Cerita sel sperma menembus sel telur ini sering menjadi motivasi hidup bahwa “sejatinya kita ini adalah pejuang yang memenangkan suatu “perlombaan” dalam awal terciptanya kita pada rahim ibu tersebut, menjadikan kita punya DNA pemenang dalam kehidupan.
Selanjutnya saat keberadaan kita di rahim ibu berakhir dengan ditandai oleh peristewa kelahiran. Dan setelah kita lahir, ternyata oleh Yang Maha Kuasa kita semua telah diberi bekal yang lengkap, yaitu fisik, fikiran, hati dan qalbu yang dengan perangkat ini kita gunakan untuk menjalani dan mengelola kehidupan. Bekal perangkat inilah yang kemudian diberi kebebasan kepada kita untuk mempergunakan dan mengelolanya untuk mewujudkan cita-cita dan misi kehidupan, sesuai dengan perkembangan tahapan kehidupan kita di dunia dari masa bayi, anak, remaja, dewasa dan sampai masa sangat dewasa (lansia).
Sahabat ! luar biasanya lagi ternyata kita juga telah disipkan atau disediakan sarana untuk hidup dan menikmati kehidupan tersebut secara gratis, seperti udara (oksigen) untuk kita bernafas, objek alam yang begitu indahnya untuk dilihat, bumi tempat kita mengambil manfaatnya yang sangat beragam, laut tempat kita mengambil manfaat ikan dan sumberdaya laut lainnya dan seterusnya yang akan sangat banyak kalau kita butiri satu-satu sarana yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan kita tersebut. Intinya Yang Kuasa menyiapkan sepenuhnya segala kerluan untuk kita menempuh dan menjalani kehidupan yang dianugerahkanNya tersebut.
Masalahnya pada saat menjalani kehidupan itu, kita akan bertemu dengan Isi atau substansi kehidupan yang berisi kejadian-kejadian yang dapat dirumuskan dengan istilah “keberduaan dikotomis yang dinamis”. Keberduaan dikotomis dinamis” ini adalah perputaran dan atau pergantian serta perpaduan antara suka dan duka, tangis dan tawa, gagal dan sukses, meningkat dan menurun dan seterusnya. yang intinya ada gelombang kehidupan yang selalu bergerak dari satu sisi ke sisi lain yang bertolak belakang seperti dua medan magnet yang saling menarik. Oleh karena itu pada hakikatnya substansi kehidupan itu tidak pernah linear sebagaimana layaknya perputaran di alam semesta yang terus berubah posisi dari sudut pandang sisi yang tetap, sehingga substansi kehidupan yang seperti ini adalah keniscayaan dalam kehidupan, tidak dapat kita hindari tapi memang harus dihadapi.
Ternyata pula untuk menghadapi arus dinamis perputaran substansi kehidupan itu, kepada kita telah diberi petunjuk bagaimana cara menghadapinya, yaitu dengan diberikannya Kitab Suci sebagai pedoman, dan kemudian ditambah lagi dengan contoh menjalankannya dengan diutusnya Nabi dan Rasul serta seterusnya para Ulama sebagai pewaris atau penerusnya.
Sahabat ! menyadari hal seperti ini maka sesungguhnya kehidupan ini adalah paket lengkap yang diberikan Allah kepada kita, oleh karena itu hanya ada satu kata NIKMATI kehidupan ini. Sadarlah pergolakan substansi kehidupan yang menimpa kita semuanya akan terasa nikmat, saat kita mampu meresponnya dengan sabar dan syukur serta tawakal atas kehidupan yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Lantas nikmat mana lagi yang dapat engkau dustakan, karena semuanya NIKMAT.
Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.