“OLD AND NEW” (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

OLD AND NEW : TAHUN BARU
Oleh Tjipto Sumadi

SCNWS.ID-JAKARTA. Setiap di penghujung tahun, tak terbilang orang yang menantikan kehadirannya. Ada yang dengan suka cita, ada yang menata agenda untuk melepas tahun yang lama sekaligus menyambut tahun baru dengan gemintangnya kembang api, ada juga yang memadu kasih, berjanji untuk resolusi fragment kehidupannya di masa mendatang.
Secara perhitungan penanggalan, sesungguhnya, penghujung bulan Desember, tidak berbeda dengan penghujung bulan-bulan lainnya. Sebab, bagi orang yang sudah bekerja, yang dinantikan bukanlah pergantian tahun, akan tetapi lebih pada pergantian bulan. Sebab, pada pergantian bulan itulah, kelanjutan kehidupan berikutnya ditentukan. Go or not go, continue or discontinue, stay or leave. Tentu tidak seluruhnya, sebab sebagian juga ada yang menantikan akhir tahun, karena akhir tahun identik dengan bonus kerja. Namun, secara kebiasaan akhir bulan Desember, yang juga sebagai akhir tahun, dijadikan ajang evaluasi dan resolusi.

Akhir tahun banyak dijadikan sebagai ukuran, atau evaluasi, atau measurement terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan dan dikerjakan semasa setahun. Sedangkan tahun yang akan datang dijadikan landasan untuk merencanakan dan melakukan resolusi terhadap sesuatu yang diinginkan. Setahun yang dilampaui dapat dijadikan pengalaman yang berharga, tentu bagi yang berpikir. Sementara bagi yang tidak berpikir, setahun lalu akan berlalu begitu saja, tak ubahnya terhadap tahun yang akan datang. Orang yang tidak memiliki ekspektasi pada tahun selanjutnya dan tidak memiliki rencana resolusi, maka sesungguhnya ia telah “mati” dalam hidup.

John Davies dalam “Toward to a Theory of Revolutionary” menjelaskan, bahwa kadar Expectation seseorang berbanding lurus dengan Capability yang dimilikinya. Semakin tinggi kapabilitas seseorang, maka akan semakin tinggi pula ekspektasi yang direncanakan. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki kompetensi apapun, maka ia tidak akan banyak berharap suatu keistimewaan akan terjadi pada dirinya. Kalaupun pada akhirnya sebuah keistimewaan terjadi pada dirinya, maka itu merupakan hadiah dari yang Mahakuasa; a miracle of life.

Old and New dalam perspektif religi dapat dimaknai sebagai muhasabah. Old and New bukanlah momentum untuk rekreasi atau bakar jagung dan ikan, tetapi momentum untuk mengevaluasi diri. Suatu hari diriwayatkan bahwa Sahabat Nabi, yang juga sekaligus sebagai menantunya, yaitu Ali bin Abi Thalib RA., pernah menyampaikan: “Jika seseorang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Sementara jika seseorang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia telah merugi. Sedangkan seseorang yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka.” Oleh karena itu, ada baiknya merencanakan resolusi yang terbaik untuk tahun mendatang, agar esok lebih baik dari hari ini.
Wallahu ‘alam bhisawab. Semoga bermanfaat.

*) Dosen Universitas Negeri Jakarta
**) Mahasiswa Teladan Nasional 1987

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini