
PANUTAN
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Peneladanan merupakan aspek belajar penting selain pembiasaan dan pembelajaran, sehingga dalam proses belajar, keberadaan panutan dan keberanian menjadi panutan, sangat diperlukan agar proses berujung keberhasilan. Keberanian menjadi panutan, hakekatnya adalah berani rugi karena mengambil peran tersebut.
Ditemukan adanya empat peran di kehidupan yang potensial menjadi panutan masyarakat, yaitu seorang peran ibu mewakili orang tua, peran guru mewakili pengajar dan pelatih atau peran pemerintah dengan segala kewajiban dan tanggung jawabnya, serta tentunya juga, peran para nabi, pembawa berita kebenaran ke dunia.
Sebagai panutan, ibu selalu hadir dan sekaligus menjadi penjaga keharmonisan keluarganya. Ibu menginginkan anak serta seluruh keluarganya, menjadi orang benar dan baik, menjauhkannya dari berbuat ataupun dibuat jahat bahkan tidak ingin mereka tercitrakan, dicitrakan, bercitra atau mencitrakan diri secara buruk.
Hal tersebut dilakukan ibu, melalui pengayoman dan perawatan, pendidikan serta pengawasan secara langsung. Pengayoman berbentuk doa dan dukungan semangat, aturan serta contoh tindakan. Peneladanan dalam berbagai cara dan bukan sekedar nasihat karena ibu tahu, anak anaknya akan sulit mendengar tetapi mudah menirukan. Ibu, sangat keras menjaga aturan serta tegas dalam penerapannya.
Potensi panutan lain, ditemukan di dalam diri seorang guru, kharisma panutan, terjadi jika guru, tidak sekedar mendongeng, menjelaskan ataupun memberi contoh semata, tapi memberi inspirasi. Guru yang berkemampuan dan bisa memberi pencerahan serta membuat murid berkembang secara mandiri. Guru yang punya kompetensi narasi, kristalisasi disertai kejujuran dan kerendah hatian.
Tentunya merupakan sosok yang arif bijaksana, pemberi rasa aman dan nyaman bagi semua asuhannya. Dengan begitu, guru harus selalu menjaga harmoni agar suasana kondusif untuk belajar bisa tercipta, berarti bisa mengajarkan sekaligus menjaga disiplin, etika, kejujuran dan toleransi maupun dialog.
Kedua peran hebat dari seorang ibu serta guru, memberi inspirasi tentang sikap selayaknya dari pemerintah. Pemerintah itu ibu bagi masyarakat sekaligus guru untuk rakyatnya. Pemerintah yang diwakili oleh pemimpinnya, harus mampu menjaga ketertiban, pelayanan, perlindungan dan pengawasan layaknya seorang ibu ataupun guru.
Pemimpin sebagai bagian pemerintah adalah panutan masyarakat, wajib selalu hadir dengan keadilan penuh kasih, membuat rasa aman dan nyaman, tidak sombong dan tidak menakutkan, selalu mengedepankan solusi tanpa timbulkan resistensi, yang diputuskan dalam dialog penuh toleransi.
Berbagai strategi dan taktik wajib diupayakan, seperti menjaga kedaulatan, kemandirian dan karakter bangsa, supaya pembangunan lancar, pemerataan timbul dan stabilitas tetap terjaga. Dilakukan dengan cermat hingga pertumbuhan terjaga, lapangan kerja tersedia dan kemiskinan sirna dalam lingkungan yang tetap terjaga.
Menggerakkan demokrasi dan debirokratisasi, dengan pembenahan regulasi, pemberantasan korupsi dan menjunjung tinggi martabat setiap anggota masyarakatnya dengan pengambilan hikmat sejarah perjalanan bangsa, teruskan yang baik, perbaiki yang kurang baik, jangan ulangi tindakan buruk.
Pemerintah yang berhasil, terlihat dari tampilan masyarakat. Mereka sehat, sejahtera serta jauh dari berbagai kesenjangan, tentunya terdukung menjadi diri sendiri dan berekspresi mandiri. Pemimpin adalah ibu, guru dan panutan rakyat, dalam mencapai tujuan hidupnya.
Banjarmasin
29032025