PARADOK JIWA HALU|☄️
(Petir Pudjantoro *)
Kau bilang putih
sementara pakaianmu berdaki noda hitam
welas asih berkumandang
hariku penuh maki dan hardikan
Zaman akhir serba memelintir
logika jauh panggang lurus pikir
para pemimpin jajakan citra
di tengah-tengah rakyatnya yang menderita
Zaman peradaban demokrasi menjual diri
gagal cinta bujukan angin syurga
kau pilih lagi atau memilih mana
hidup susah makin susah bahkan terasa makin bertambah
Gentayangan bius kesadaran
pemberi harapan palsu bangkitkan halu
menawarkan perubahan
pro kelangsungan status quo kekuasaan
Apakah daulat rakyat masih percaya
penaka laron tanpa akal
terus berbondong mengikuti
menjadi korban panas bolam berkali-kali
Siapa lagi mau menolong
derita nasib kaum jelata
bila bukan diri mereka
memancing simpati perlindungan dari sayap malaikat Tuhan
Lantas demi apa saudara-saudara bernegara
bila semua nafsi-nafsi
paradok bunyi masih saja berdengung nyaring
antara pekik demi bangsaku atau demi bank-saku
Malang.21.08.21
*Dosen Universitas Negeri Malang. Alumni Mahasiswa Teladan Nasional 87