PENGORBANAN DI MASA PANDEMI

PENGORBANAN DI MASA PANDEMI

Pertama, ketaatan kita pada protokol kesehatan sesungguhnya bentuk pengorbanan kita untuk menjaga keselamatan sesama yang berarti menjaga diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita dari kemungkinan terpapar covid 19 ini. Kedua, menjaga dan memelihara kesehatan pribadi adalah bentuk pengorbanan kita menjaga amanah kehidupan yang diberikanNya kepada kita. Ketiga, mengendalikan segala keinginan kita untuk berkumpul dan beraktivitas secara normal seperti masa sebelum pandemi juga termasuk bentuk pengorbanan kita untuk masyarakat dan bangsa. Keempat, bentuk kesulitan apapun yang diakibatkan oleh kondisi yang dibawa oleh pandemi covid 19 ini, kita terima dengan ikhlas sebagai bentuk pengorbanan dan. Kelima, dilihat dari banyaknya segala nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita selama masa kehidupan ini, dibanding kesulitan yang kita hadapi sekarang ini, sesungguhnya jauh lebih besar nikmat dari pada penderitaan.

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, pada hari raya Idhul Adha 1442 H kali ini kita merayakannya dengan di kali kedua berada dalam masa pandemi covid 19, walaupun kita sudah menempuh kurang lebih satu setengah tahun menjalani di masa pandemi dan tentunya secara mental sudah lebih siap, akan tetapi dalam perkembangan bermutasinya virus covid ini telah membuat penyebarannya begitu cepat dan menyebabkan tingkat kematian di usia 50 tahun ke atas untuk di Kalimantan Selatan berada  pada angka 13 orang per seratus kasus tertular. Tentu di suasana seperti ini sebagai manusia biasa, kita merasa khawatir dan waspada untuk berikhitar dengan menerapkan protokol kesehatan dan bertawakal kepada Allah sebagai Sang Penentu Kehidupan.

Sahabat ! suasana inilah yang juga menyelimuti perasaan saya  pada saat tanggal 10 Zulhijah 1442 atau 20 Juli 2021 merasakan juga khidmat kumandang Takbir terdengar jelas di rumah saya sebagai pertanda akan dimulainya sholat iedhul adha, dan karena sudah diumumkan pelaksanaan sholat Iedhul Adha akan dilaksanakan jam 07.15 Wita, sayapun sekitar jam 06.45 sudah bergerak jalan kaki menuju mesjid Ash-Sabirin yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman saya di Komp. Griya Permata Handil Bhakti Barito Kuasa, tentu sebagai manusia biasa, saya merasa khawatir dan waspada untuk berikhitar dengan menerapkan protokol kesehatan dan bertawakal kepada Allah sebagai Sang Penentu Kehidupan dalam melaksanakan ibadah berjamaah idhul adha tersebut.

Sahabat ! khotbah sholat idhul adha yang disampaikan oleh ustad Muhammad Nuh SAG, pada dasarnya mengingatkan kembali kepada peristewa pengorbanan yang dialami dan dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, sebagai tauladan bagaimana ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah dalam melaksanakan apapun yang diperintahkan oleh Allah lewat mimpinya dan kita juga melihat bagaimana kepatuhan Nabi Ismail kepada Ayahnya dalam rangka mematuhi apa-apa yang sudah ditetapkan oleh Allah.  Kita bisa membayangkan peristewa mengorbankan anak yang sangat disayanginya ini sebagai puncak ujian kesabaran dan kepatuhan yang barangkali hanya bisa dilakukan oleh Iman hambaNya yang benar-benar taat dan tunduk pada Allah, mengalahkan ego dan kepentingan pribadinya.

Sahabat ! Selanjutnya khotib menjelaskan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut tentu Allah tidak membiarkan adanya korban manusia, maka kemudian objek qurban diganti oleh Allah dengan se-ekor domba, yang menunjukan bahwa Allah sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan kepada kita juga diajarkan untuk menghormati hak hidup manusia dan menghindarkan diri dari perbuatan yang merendahkan derajat manusia dan sebaliknya diminta untuk memuliakan manusia, termasuk larangan membunuh manusia.  Disamping itu terdapat dimensi sosial dalam hakikat pengorbanan dalam arti yang seluas luasnya  untuk kita membantu kepada sesama lewat daging qurban yang dibagikan dan hal-hal yang berharga lainnya yang kita miliki untuk dikorbankan (berbagi) pada sesama.

Sahabat ! mererungkan apa-apa yang disampaikan oleh khotib tersebut, maka bagaimana kaitannya dengan kondisi pandemi yang kita alami sekarang ? paling tidak saya mencatat beberapa hal berikut :

Pertama, ketaatan kita pada protokol kesehatan sesungguhnya bentuk pengorbanan kita untuk menjaga keselamatan sesama yang berarti menjaga diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita dari kemungkinan terpapar covid 19 ini. Kedua, menjaga dan memelihara kesehatan pribadi adalah bentuk pengorbanan kita menjaga amanah kehidupan yang diberikanNya kepada kita. Ketiga, mengendalikan segala keinginan kita untuk berkumpul dan beraktivitas secara normal seperti masa sebelum pandemi juga termasuk bentuk pengorbanan kita untuk masyarakat dan bangsa. Keempat, bentuk kesulitan apapun yang diakibatkan oleh kondisi yang dibawa oleh pandemi covid 19 ini, kita terima dengan ikhlas sebagai bentuk pengorbanan dan. Kelima, dilihat dari banyaknya segala nikmat yang diberika oleh Allah kepada kita selama masa kehidupan ini, dibanding kesulitan yang kita hadapi sekarang ini, sesungguhnya jauh lebih besar nikmat dari pada penderitaan.

Sahabat ! oleh karena itulah mari kita berkorban dalam bentuk apapun untuk menghadapi masa pandemi ini, dan kita ambil hikmahnya, insyaalah semuanya akan membawa kepada kebaikan hidup kita.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

 

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini