PENOMENA APHELION DAN PERIHELION DALAM KEHIDUPAN
“Menyadari bahwa kehidupan kita ini berada dalam perputaran bumi mengelilingi matahari yang polanya juga berbentuk elips, sehingga ada titik terjauh dan ada titik terdekat dalam kehidupan tersebut. Namun saat kita berada pada bentuk elips lingkaran itu, maka secara linear kita justeru bergerak dari suatu titik garis awal kehidupan dan menuju ke titik garis ujung kehidupan. Oleh karena itu berlaku rumus “semakin lama hidup dalam hitungan waktu, maka kita semakin menjauh dari awal kehidupan, dan semakin mendekat kepada akhir kehidupan”
(Syaifudin)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, secara umum kalau kita merenungkan tentang eksistensi kita dalam kehidupan kita ini, maka kita bisa melakukannya dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan yang bersifat mikrokosmos dan makrokosmos. kedua pendekatan ini akan menyadarkan diri kita betapa rumitnya sistem tubuh kita yang tidak mampu kita jawab secara tuntas, dan betetapa luasnya alam angkasa raya yang kita tidak mampu menjangkaunya, sehingga pantaslah orang bijak mengatakan “kita ini hanyalah debu di atas debu” dari sistem angkasa dan benda-benda di tatasurya ini.
Sahabat ! begitu rumitnya dunia mikrokosmos dan makrokosmos tersebut, secara filsafat akan menyadarkan kita tentang adanya Sang Prima Causa yang menciptakan semuanya itu, walaupun kebebasan berfikir dan nalar kita bisa mengembara untuk mencoba menjawab semua lingkup semesta beserta gejala atau penomena alam yang terjadi tersebut. Dan salah satu gejala alam yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan pada saat memasuki bulan Juli adalah yang disebut APHELION.
Sahabat ! Sesungguhnya bagi yang mengkaji Astronomi yang saya baca dari berbagai sumber, apa yang disebut dengan Aphelion tersebut adalah gejala biasa yang datang setiap tahun, yaitu suatu kondisi dalam tata surya kita dimana letak bumi sedang berada pada titik paling jauh dari matahari. Hal ini disebabkan oleh kondisi bentuk orbit bumi yang tidak berbentuk lingkaran yang sempurna yang berbentuk elips sehingga ada titik terdekat dan ada titik terjauh dari matahari tersebut. Kebalikan dari Aphelion ini, disebut PERIHELION, yaitu suatu kondisi tata surya kita yang letak bumi berada pada titik paling dekat dengan matahari, oleh karena itu setiap tahun selalu bergiliran bergantian posisi antara gejala Perihelion dan Aphelion ini.

Sahabat ! tentu yang ingin mengetahui lebih dalam tentang gejala Aphelion dan Perihelion ini bagaimana proses dan dampaknya terhadap kehidupan kita dibumi ini dapat melakukan searching terhadap kedua gejala tersebut dari sudut pandang ilmu Astronomi. Adapun yang sangat ingin sampaikan pada tulisan ini adalah sisi titik terjauh dan terdekat dalam kehidupan ini sebagai suatu “wisdom” yang sering bertutur untuk kita merenungkan dan memikirkan dalam melihat setiap gejala apapun yang ada di alam ini.
Sahabat ! kita menyadari bahwa kehidupan kita ini berada dalam perputaran bumi mengelilingi matahari yang polanya juga berbentuk elips, sehingga ada titik terjauh dan ada titik terdekat dalam kehidupan tersebut. Namun saat kita berada pada bentuk elips lingkaran itu, maka secara linear kita justeru bergerak dari suatu titik garis awal kehidupan dan menuju ke titik garis ujung kehidupan. Oleh karena itu berlaku rumus “semakin lama hidup dalam hitungan waktu, maka kita semakin menjauh dari awal kehidupan, dan semakin mendekat kepada akhir kehidupan”.
Sahabat ! berdasarkan rumus kehidupan itulah yang mesti selalu menyadarkan kita dan sangat patut kita renungkan dan tanyakan terus kedalam diri kita, tentang titik kehidupan kita sekarang ?, sepanjang kita masih diberi rahmat kehidupan oleh Yang Maha Kuasa dalam hitungan waktu tersebut, maka menjadi sangat relatif apakah kita masih berada pada titik yang dekat atau yang jauh dari ujung kehidupan itu sendiri.
Sahabat ! karena titik ujung kehidupan itu sebagai keniscayaan hidup, maka tidak perlu kita takut dan risaukan, yang bisa kita lakukan adalah ikhtiar dan berserah menjalani perputaran waktu yang semakin menjauh dari awal kehidupan dan mendekat pada akhir kehidupan, entah kapan itu terjadinya akhir kehidupan itu, semuanya menjadi rahasia Yang Maha Kuasa, kita hanya bisa berusaha dan berdoa serta mengisi hidup untuk bekal pada kehidupan sesudahnya yang kita imani keberadaannya. Semoga kita semua “husnul khatimah”… amin.
Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.