
PROGRESIF
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Progresif mempunyai makna yang berpedoman pada pendekatan kemajuan di masa depan, tak statis dan berorientasi pada perubahan. Aksi progresif, dibidang politik melalui komitmen kuat pada peningkatan mutu pendidikan, pelestarian lingkungan dan perbaikan perekonomian, dapat menciptakan masyarakat sejahtera yang lebih adil dan setara.
Pemerintahan progresif menjadi dambaan dan wajib diupayakan serta dijaga bersama dalam bidang tugas masing masing. Politisi menjaga dengan kuasanya, cendekia menjaga dengan konsepnya, masyarakat terutama tokoh tokoh agama mendukung secara moral, para aktivis melakukan kontrol dan pembiasaan kehidupan progresif dalam masyarakat.
Kenyamanan kekuasaan sering membuat lupa diri sehingga para penguasa secara bersama sama bisa menjadi sakit lupa diri, bersandiwara binggung, tidak lagi bisa membedakan kuasa dengan kewenangan. Kondisi sakitnya pemilik kuasa, membuat niat mempunyai pemerintahan progresif pada sebuah era terkadang tidaklah mudah bahkan cendrung sangat sulit.
Kesulitan awal karena tidak ada kesempatan mendapat pemimpin yang tepat, pilihan telah tergantikan oleh opsi terbatas karena rekayasa kesepakatan diantara para pemilik kekuasaan yang ingin tetap berkuasa, dengan berbagai alasan pembenar, yang dibuat seolah sangat ideal dan populis.
Situasi seperti itu, tidak harus menyurutkan niat perbaikan dan upaya menciptakan pemerintah yang progresif tetap bisa menyala di dada serta diupayakan sekuat kuatnya. Pada hakekatnya, keberadaan pemimpin sejelek apapun akan jauh lebih baik dibanding dengan jika tak ada kendali pimpinan.
Perubahan cepat bisa dilakukan melalui gerak restrukturisasi, revitalisasi dilanjutkan reformasi birokrasi. Rangkaian gerak yang diawali dengan inovasi kombinasi pimpinan terpilih sesuai opsi yang sudah tersedia dengan karakter, literasi dan kompetensi pejabat teknisnya akan sangat membantu menciptakan pemerintah progresif.
Jika aksi diatas, tidak memungkinkan ataupun memerlukan percepatan karena ada berbagai kelambanan, maka pendekatan pada aspek kepemerintahan masih sangat terbuka. Semua wajib menjaga Optimisme karena semua orang menginginkan kesejahteraan.
Cara terbaik tentunya melalui komunikasi dan kolaborasi. Dilakukan perlahan evolusional tapi inkrimental, sehingga berupa gerakan bercirikan continous improvement. Sebuah kegiatan yang wajib diawali kaderisasi. Kaderisasi menemukan inovator sebagai role model keteladanan.
Disaat sama, kaderisasi juga akan menemukan para early adopter yang akan berfungsi sebagai penyambung role model dengan sebagian besar masyarakat yang merupakan silent mayority. Mereka akan berperan sebagai komunikator, influencer atau agent of change, para pengawal perubahan.
Para kader, selayaknya dari kalangan generasi muda, karena merekalah pemilik bangsa dan sekaligus penentu masa depan bangsanya. Tentunya, wajib diikuti oleh kesadaran disertai kesabaran, karena tidak semua kader akan mampu berbuat maksimal.
Kesadaran dan kesadaran itu menghindarkan pilihan pada cara revolusi yang dilakukan oleh komunisme internasional, dengan memotong serta memusnahkan satu generasi yang diduga menjadi penyebab terhentinya kemajuan, sebab sebuah peradaban wajib dibangan dengan cara yang beradab dan berkeadaban.
Dengan penuh kesadaran dan kesabaran, terus upayakan agar masyarakat meningkatkan daya mampu menciptakan kesejahteraan bersama, melalui kegiatan saling nasehati dan saling tiru. Dengan alternatif pilihan jika semua tindakan terlumpuhkan oleh kehendak kekuasaan, karena kuasa hanya inginkan kenyamannya sendiri.
Alternatif pilihan terakhir yang terbaik dalam menggapai kesejahteraan bersama adalah berdoa, memohon rahmatNya dengan niat tulus disertai kesabaran dan rasa syukur sampai diturunkan takdir baik dariNya.
Banjarmasin
17092024