PUJIAN SEBAGAI ENERGI DAN AIR

PUJIAN SEBAGAI ENERGI DAN AIR

“Pada pria pujian itu ibarat bahan bakar yang melahirkan inergi yang membangkitkan semangat hidupnya, sehingga menimbulkan gairah dalam hidupnya, tidak jarang kita mendengar seseorang bergairah atau bersemangat bekerja lantaran pimpinan atau rekan kerjanya memuji diri dan hasil pekerjaannya, pujian itu  ia maknai sebagai bentuk “perhatian” terhadap diri dan hasil kerjanya. Pada wanita pujian itu ibarat air yang meyegarkan dan memunculkan aura keindahan hidup seorang wanita, seperti layaknya tanaman yang berbunga, maka saat disiram air ia menjadi tumbuh subur dan berbunga serta memekarkan bunganya, oleh karena itulah secara umum sifat wanita itu adalah suka atau senang dipuji, karena aura “kecantikankannya” akan muncul saat mendapatkan pujian.  Dalam konteks inilah seorang pria yang memuji seorang wanita (terlebih pada pasangannya) ibarat menyiram air pada tanaman bunga, dan apa jadinya kalau tanaman itu tidak kita siram ? tentu ia akan layu dan bunganya mengering dan akhirnya layu”.

(Syaifudin) 

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, perbincangan tentang pujian dalam seri SKSI Talk pernah kami bahas tentang bagaimana menyikapi pujian agar tidak menjadi “melayang” yang akan membuat kita sombong dan atau tinggi hati, yaitu dengan cara menyikapi suatu segala sesuatu “kelebihan” apapun yang kita raih dan usahakan dan atau melekat pada diri kita sesungguhnya terdapat peran orang lain dan anugerah atau pemberian dari Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu respon yang kita berikan berskap berterimakasih saat dipuji dan mengembalikannya kepada Yang Maha Kuasa dengan berucap Alhamdulillah.

Sahabat ! Pada posisi orang yang memberi pujian, maka objek pujian itu harus benar-benar tepat dan pantas untuk dipuji, karena itu pujian diberikan secara proporsional dengan melihat kondisi “kelebihan” atau “prestasi” yang dilakukan, diperoleh dan dimiliki oleh seseorang, sehingga relatif pujian bobotnya setara terhadap pujian yang diberikan dan tidak berlebihan ataupun “kurang” dalam memberikannya. Pujian yang proporsional ini menjadikan kondisi yang wajar dalam artian bermakna tidak menjilat ataupun merendahkan.

Sahabat ! mengingat secara manusiawi semua orang suka dipuji, maka sesungguhnya tersirat atau tersurat sesungguhnya setiap orang mengharapkan pujian atau semua orang  suka mendapatkan pujian, oleh karena itu “kecerdasan memberikan pujian” adaah bagian yang sangat menentukan kesuksesan pergaulan dan pekerjaan seseorang dalam posisi apapun pada strata kehidupan sosialnya. Lantas kemudian saya renungkan “mengapa pujian ini menjadi penting dalam setiap hubungan sosial dan pekerjaan” ?.

Sahabat ! dari bebarapa sumber orang bijak menyebutkan terdapat karakteristik yang berbeda pujian yang diberikan kepada seorang perempuan dan kepada seorang laki-laki berdasarkan sifat alamiahnya.

Pada pria pujian itu ibarat bahan bakar yang melahirkan inergi yang membangkitkan semangat hidupnya, sehingga menimbulkan gairah dalam hidupnya, tidak jarang kita mendengar seseorang bergairah atau bersemangat bekerja lantaran pimpinan atau rekan kerjanya memuji diri dan hasil pekerjaannya, pujian itu  ia maknai sebagai bentuk “perhatian” terhadap diri dan hasil kerjanya. Pada wanita pujian itu ibarat air yang meyegarkan dan memunculkan aura keindahan hidup seorang wanita, seperti layaknya tanaman yang berbunga, maka saat disiram air ia menjadi tumbuh subur dan berbunga serta memekarkan bunganya, oleh karena itulah secara umum sifat wanita itu adalah suka atau senang dipuji, karena aura “kecantikankannya” akan muncul saat mendapatkan pujian.  Dalam konteks inilah seorang pria yang memuji seorang wanita (terlebih pada pasangannya) ibarat menyiram air pada tanaman bunga, dan apa jadinya kalau tanaman itu tidak kita siram ? tentu ia akan layu dan bunganya mengering dan akhirnya layu.

Sahabat ! dari itulah saya merekomendasikan agar kita tidak pelit dalam memberikan pujian dan mulailah memperhatikan orang lain dengan memberikan pujian yang proporsional, karena pujian ini akan membuat orang senang dan bahagia dan kitapun secara otomatis akan merasakan kebahagiaan itu, bukankah membahagiakan orang lain itu adalah “ibadah” ?

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini