RENUNG IBADAH PUASA (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

RENUNG IBADAH PUASA
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Puasa sebagai ibadah pada hakekatnya adalah puasa yang dijadikan simbol oleh semua umat beragama bagi niatnya dalam menjaga harmoni dan kesempurnaan spiritualitasnya. Terselip pesan bahwa harmoni alam dan kesempurnaan kehidupan sebenar benarnya wajib dimulai dari dalam diri, dalam bentuk aktivitas menahan diri disertai niat luhur tersebut.

Interpretasi terbaik yang bisa diberikan adalah bahwa semua agama membawa perintah untuk bercermin diri dan bukan menyalahkan, apalagi menghakimi orang atau kelompok lain apabila peristiwa buruk atau salah dan jahat terjadi di dunia tempat kehidupan bersama.

Interpretasi terambil dengan mudah karena di diketahui semua agama menggunakan puasa sebagai ibadahnya. Umat Islam punya Ibadah Puasa Ramadhan, Kristen Katolik mempunyai Ibadah Puasa Sebelum Paskah, Hindu dengan Ibadah Brata Penyepian, Buddha yang selalu berpuasa sebagai ibadah, Konghucu memiliki ibadah Puasa dengan berpantang makanan tertentu sebagai simbol pensucian diri dan Yahudi dengan Ibadah Puasa Yom Kippurmya.

Ibadah Puasa dalam berbagai agama tersebut memiliki aturan dan durasi tidak sama karena dasar filosofis yang berbeda sehingga secara teknis menjadi lain tetapi substansinya serupa, yaitu untuk menahan nafsu duniawi, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dengan menjaga harmoni dan perdamaian.

Begitu indahnya tujuan Ibadah Puasa sehingga beberapa agama terlihat dengan sangat keras berupaya mewajibkannya. Sebuah prilaku tidak hanya berfokus pada manfaat kesehatan serta peningkatan disiplin tetapi berdimensi lebih luas, dalam bentuk penyeimbangan kebutuhan bio psiko sosial bahkan beraspek rohani.

Keindahan yang seperti itu, memerlukan sikap yang tepat, yang menekankan introspeksi diri dan tidak ribut terhadap kelakuan orang atau kelompok diuar diri kita, sebuah sikap menahan diri untuk berdamai terhadap segala yang beda dengan diri. Diluar urusan spiritual, hendaknya diberikan untuk diatur penuh oleh pemerintah.

Ibadah Puasa yang berhasil akan ditandai oleh meningkatkan toleransi, meluasnya pluralisme dan harmoni polarisasi yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya kesejahteraan akibat keberhasilan pembangunan karena adanya disiplin diri dan kerja keras dari setiap anak bangsanya.

Harapan itu hanya bisa cepat dan makin cepat tercapai jika telah mulai memudar dan sirnanya segala kemunafikan manusia. Sebuah lingkaran munafik dan ibadah yang saling meniadakan. Di puncak keberhasilan ibadah, tak akan ada lagi spanduk berbunyi, hormatilah orang berpuasa.

Banjarmasin
01032025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini