SANG WAKTU (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

SANG WAKTU

Pengalaman kepasrahan serta ketertundukan pada waktu, memberi simpulan bahwa takdir membawa saya pada kehidupan tanpa arloji serta akan mengalir pasti tanpa diketahui waktunya. Sebuah perjalanan tidak terprediksi, bisa panjang dan sangat lama tapi bisa juga pendek teramat singkat. Sebuah perjalanan yang tak akan terlalu terasakan karena dijalani tanpa beban dan pada saatnya akan tiba pada keabadian bahagia.

Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sejujurnya, saya menganggap kemenangan Panca Pandawa terhadap Seratus Kurawa dalam perang Bharatayuda, hanyalah sebuah takdir semata, karena “waktu” berpihak pada Pandawa. Tercatat dalam epos Mahabharata, di beberapa episode kehidupan Pandawa, baik sebelum ataupun selama perang, Pandawa dan khususnya Arjuna, terhindar dari kematian serta terselamatkan nyawanya oleh waktu. Waktu dilambangkan dengan senjata Cakra yang dibawa oleh Krisna.

Para musuh Pandawa, yang sulit terbunuh dan hidupnya berakibat kematian bagi salah satu Pandawa, khususnya Arjuna, baik langsung maupun tidak langsung, terbunuh oleh Cakra, habis umurnya dan menemui ajal karena ditakdirkan meninggal sehingga tidak lagi menjadi ganjalan bagi Pandawa untuk meraih kemenangan.

Semua isi cerita diatas, membawa saya pada kesimpulan bahwa Sang Waktu ternyata amat sangat berharga dalam kehidupan manusia. Dan karenanya, wajib dimanfaatkan dengan sebaik baiknya sebagai sebuah momentum dalam menuju kehidupan berisi kebahagiaan yang abadi.

Momentum dalam memanfaatkan waktu ini, harus tetap dijaga dengan sebuah kesabaran dan kesadaran karena tanpa kedua sikap itu, momentum seolah percuma dan tak berujung bahagia. Percayalah kesabaran adalah pohon yang berasa pahit tapi berbuah sangat manis. Dan ujung dari kesabaran adalah rasa syukur.

Sedangkan kesadaran yang wajib dimiliki oleh setiap pengikut waktu adalah kesadaran akan kebenaran pepatah yang mengatakan bahwa setahun bahagia bisa terhapus oleh kesedihan sehari saja. Dengan kesadaran tersebut, maka setiap kesedihan menjadi terkendali dan tidak lagi meniadakan kebahagiaan.

Hidup adalah waktu, dan setiap waktu harus diisi tanpa perlu menyesali kemanapun waktu itu membawamu. Semua peristiwa yang diberi oleh waktu kepadamu adalah kenyataan hidup yang wajib diterima dengan rasa syukur serta kesabaran dalam menjalani prosesnya.

Berimajinasi disetiap waktu bahwa semua peristiwa membawamu semakin dekat dengan harapanmu. Jangan biarkan hidupmu hampa tanpa imajinasi dan biarkan kedamaian stabil mendatangi dalam imajinasi itu. Hidup akan tenang bahagia jika tak berisikan kemarahan, kecemasan serta kesedihan, Berimajinasilah, dengan cara kreatif untuk menghilangkan kecewa, rasa terancam dan rasa kehilangan, karena diketahui bahwa marah diakibatkan oleh kecewa, cemas karena merasa terancam dan kesedihan karena merasa kehilangan.

Lengkapilah imajinasimu itu dengan kejujuran dan kepercayaan diri. Kejujuran adalah sifat dan sikap yang selalu menjadi fondasi dasar sebuah keberhasilan sedangkan kepercayaan diri membuatnya menjadi kuat. Percayalah bahwa setiap kehancuran hatimu akan menjadi penguat dari jiwamu sambil menyanyi lagu merdu berjudul “ badai pasti berlalu “.

Kepada siapapun waktu menghadapkanmu, tetaplah tersenyum dan menghadaplah sepenuh hormatmu. Hakekat penghormatan adalah membuat bahkan memastikan adanya perasaan nyaman bagi setiap orang yang berada bersama kita.

Jangan pernah menghakimi orang, meminta perlakuan khusus atau bahkan menyalahkan waktu dan orang yang ditakdirkan bertemu denganmu oleh sang waktu, karena waktu telah berbuat yang terbaik melalui pertemuan itu. Akan didapat pengalaman dalam setiap perjumpaan. Pengalaman menyenangkan jika bertemu orang baik, pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran berharga jika bertemu orang jahat dan pengalaman penuh kenangan indah jika bertemu orang hebat.

Jika sudah begitu, tak ada gunanya melawan dan menyalahkan waktu, karena disamping merupakan tindakan sia sia, melawan waktu menjauhkan kehidupan dari segala keindahan yang hendak diperlihatkannya dan sekaligus melewatkan proses untuk menuju kehidupan abadi yang sangat bahagia.

Selalu berjalan bersama waktu, serta secara tulus mengikuti aliran waktu, akan membawa pada kesadaran bahwa setiap peristiwa selalu membawa hikmah bagi kehidupan. Sebuah kesadaran bahwa kehidupan amat sederhana dan akan menjadi rumit karena ulah manusia. Ulahnya karena menolak arahan sang waktu. Dan kerumitan itu, mempercepat timbulnya sebuah kesadaran tentang maksud baik sang waktu, yang berakibat semakin tulus mengalir bersama waktu.

Semua cobaan menyakitkan, wajib dipandang sebagai amplas dan gurinda, yang mengesek kehidupan serta menjadikankan cemerlang, berkilau bak intan dan mutu manikan bernilai lainnya. Pada hakekatnya semua cobaan dan ujian kehidupan adalah awal kebahagiaan.

Tetaplah berimajinasi dan memandang hidup secara positif, produktif kreatif, bahwa setiap kesalahan dapat dikoreksi dan kegagalan hanya terjadi jika kesalahan tetap dibiarkan dalam kesalahannya. Bukanlah ada pepatah yang berujar bahwa orang terkuat bukanlah orang yang tak pernah jatuh tetapi orang yang selalu bangkit setiap kali terjatuh. Dan yang terkuat tentunya yang bisa mengalahkan dirinya sendiri.

Mengalahkan diri sendiri, bisa terjadi dalam bentuk memaafkan diri atas kesalahan diri. Jangan pernah menyesali kesalahan secara berlebihan dan sebaiknya berusahalah untuk selalu berbuat yang baik dan benar. Bak kesia sian mengumpat pada kegelapan karena yang terbaik adalah menyalakan lilin untuk melawan gelap serta sebagai penerangnya.

Mengalahkan diri sendiri juga bisa berbentuk kekuatan dalam menunda bahkan kerelaan untuk tidak merasakan kenikmatan dunia, sebagai upaya memperbaiki kesalahan serta menghindarinya terulang kembali. Memastikan berfungsinya pre frontal cortex didalam otak sehingga menjadi pasti perbedaan manusia dengan binarang. Sebuah siksa yang diyakini akan berakhir bahagia.

Saya sebenar benarnya tidak tahu, yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung, terhadap keinginan saya untuk pasrah kepada takdir dan menjadi pengikut sang waktu, tetapi saya bisa merasakan akibatnya pada diri saya. Bahwa kepatuhan dan ketertundukan pada waktu,membuat saya berorientasi pada kenyataan yang dihadapi dan menyesuaikan diri untuk dapat menerima kenyataan itu.

Mengikuti waktu membuat saya selalu teringat pada yang maha kuasa dan kurang dihinggapi rasa takut walaupun saya bukan pemberani. Saya hanyalah orang biasa, yang tidak takut tapi juga tidak berani. Dan selalu mempunyai harapan dengan kehidupan setelah mati dan berupaya tahu, mau dan mampu melakukan hak serta kewajiban kemanusian.

Kepasrahan dan ketertundukan itu pula yang membuat saya lebih mudah membedakan benar salah dan mantap memilih bersama kebenaran. Keduanya berbeda karena benar datang berbisik pada irama tunggal bahkan sering secara diam diam sedangkan kejahatan berteriak dalam berbagai lagu dan bertingkah polah keliru.

Akhirnya, pengalaman kepasrahan serta ketertundukan pada waktu, memberi simpulan bahwa takdir membawa saya pada kehidupan tanpa arloji serta akan mengalir pasti tanpa diketahui waktunya. Sebuah perjalanan tidak terprediksi, bisa panjang dan sangat lama tapi bisa juga pendek teramat singkat. Sebuah perjalanan yang tak akan terlalu terasakan karena dijalani tanpa beban dan pada saatnya akan tiba pada keabadian bahagia.

Saya meyakini bahwa waktulah yang akan membawa saya pada kehidupan abadi yang tidak terpengaruh pada ruang dan waktu.
Sebuah paradok selalu terselip di keyakinan saya tapi itulah kehidupan.

Banjarmasin
09112021

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini