SEKOLAH ITU PENTING (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

SEKOLAH ITU PENTING
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Pernahkah terlintas dalam khayal terliarmu, bahwa kepulauan nusantara nan indah permai ini, didatangi wisatawan manca negara karena mereka ingin melihat wajah unik penduduknya, karena raut wajah sejenis itu, tidak ditemukan lagi di bagian dunia manapun, hampir punah, akibat kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban manusia. Mereka mendatangi nusantara, berbondong bondong, karena iklan menarik, yang berbunyi, “ Please …, Come On Indonesia, The Land Of Moron.

Walau sejarah memberi jalan untuk semakin pintar, fenomena diatas, mungkin terjadi jika anak bangsa, terutama pemegang amanah, sibuk dengan kerakusan, kedengkian, berebut kuasa dan kemaruk uang haram yang didapat dengan menabrak ketentuan sampai terlupa urusan pendidikan, sekolah serta kaderisasi.

Para pemimpin dimabokkan ketidak adilan, yang diciptakannya sendiri melalui kolaborasi kesewenang wenangan dengan modal kapital, sehingga uang adalah segalanya. Jika sudah begitu, sekolah bukan untuk menjadi pandai dan mandiri tapi hanya dipakai untuk terlihat intelek dengan pencapaian gelar semata.

Perhatian pemerintah pada pendidikan anak bangsa bisa dilihat secara sistimatik dimulai dari ketersediaan, keterjangkauan, cakupan kualitas lulusannya. Jika tidak terperhatikan akan berakhir pada sekolah gagal mencapai misi, memudarnya kecerahan masa depan bangsa, hilangnya kegemilangan sehingga nusantara menjadi gugusan pulau indah, berpenghuni manusia dungu yang mudah tertipu.

Manusia Indonesia, harus dihindarkan dari olok olok komedis bangsa lain, sebagai anak bangsa dengan insiden kebudayaan. Sebuah guyon sarkastik bahwa penerus para petarung cerdas, kreatif dan pemberani manusia cicin api, telah menjadi dungu secara terstruktur, sistimatik dan masif, karena sewaktu lahir, ayahandanya tertamam otak bayi dan bukan placenta, hingga dihidup selanjutnya, mereka berpikir menggunakan ari arinya. Ditertawakan melalui bisik bisik internasional, mempunyai kedungguan paripurna karena memiliki 15 dari 9 kriteria manusia dungu.

Kondisi sekolah hanya akan berhasil mencapai tujuan hakikinya jika bertujuan kemandirian dan bukan kesiapan bekerja semata. Sekolah adalah tempat belajar dan bermuara pada meningkatnya kepandaian, ketrampilan, etika, kejujuran dan disiplin lulusannya. Akan terlihat jelas, karakter, kompetensi dan literasi anak sekolah lebih baik dari anak yang tak sekolah. Semakin baik jika tingkatan sekolah semakin tinggi.

Murid tak hanya dibuat penurut, tetapi dibuat suka, mau dan mampu belajar disepanjang hidupnya. Murid dididik menjadi guru dan lebih hebat dari gurunya sehingga bisa menjadi guru bagi sekitarannya, bukan sekedar bicara atau bercerita tetapi menjelaskan, memberi contoh, bahkan menginspirasi.

Pada saatnya mereka tak lagi belajar di kelas, tak ada tingkatan kelas, tak ada penjurusan, mereka akan masuk serta belajar di sebuah laboratorium, bukan laboratorium sebarang laboratorium tapi sebuah simulator yang bisa mengambarkan kondisi alam semesta dan mengambarkan materi yang sedang diajarkan. Sambil menunggu, simulator diganti dengan alam raya yang terbuka.

Dengan begitu, tak perlu ada keraguan dalam memakai kriteria bersekolah sebagai kriteria pemilihan pemimpin bangsa ataupun pegawai pemerintah. Kriteria tersebut akan membuat keterpilihan berjalan bersama kemandirian dan keberanian.

Kemandirian berujung pada pelayanan sangat baik sedangkan keberanian berujung pada kreasi dan proaksi penyelesaian masalah. Mereka akan menolak KKN, bukan pegawai yang sekedar menunggu perintah tanpa peduli jeritan pilu masyarakatnya.

Banjarmasin
09012023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini