SCNEWS – Mengapa ‘Mencintai Diri Sendiri’ atau ‘Self Love’ begitu penting dalam kehidupan kita ??
Begitu banyak orang ingin bahagia, tapi kadang salah dalam mencari jalan bahagianya, yaitu dengan mengharapkan dibahagiakan oleh orang lain. Padahal hasil penelitin menunjukkan bahwa kebahagiaan merupakan tanggung jawab masing-masing orang. Karena itu, akan sangat sulit bahkan sia-sia jika kita menunggu orang lain untuk membahagiakan kita. Atau menggantungkan kebahagiaan pada faktor luar.
Kebahagiaan dan cinta saling terkait sangat erat, tak terpisahkan. Sebuah ‘cycle’ yang saling berhubungan, saling ‘take and give’, yang tidak bisa ditanya mana awal dan akhirnya. Dan cinta pertama dalam kaitannya dengan kebahagiaan dalam diri kita, adalah bagaimana kita bisa mencintai diri sendiri dengan tuntas. Jika kita sudah bisa menerima dan mencintai diri sendiri dengan tuntas, maka kebahagiaan yang ‘natural’ akan muncul dari dalam diri kita, dan siap untuk menebarkannya kepada orang sekitar. Kebahagiaan yang memancarkan cinta kasih, yang akan menjadi magnet untuk menarik cinta dari orang lain. Jika kita tidak bisa mencintai diri sendiri dengan baik, sulit menemukan kebahagiaan dalam diri kita, dan juga menjadi sulit untuk memberikan kasih sayang serta cinta kepada orang lain.
Banyak orang menganggap self love merupakan rasa kepedulian terhadap diri sendiri. Sebagai pondasi kehidupan, self love akan memposisikan kita untuk lebih peduli terhadap diri sendiri, mulai dari kebutuhan fisik, mental, dan rohaniah. Ketika pondasi ini kuat, maka kita dapat membuat batasan yang lebih kuat terhadap diri sendiri dan lingkungan. Self love adalah kebahagiaan dan kepercayaan diri, sehingga kita bisa tampil sebagai diri sendiri.
Self love begitu penting saat menjalin sebuah hubungan. Kadang, seseorang cenderung mengedepankan kebutuhan dan kepentingan orang lain yang begitu dia cintai. Misalnya keluarga, teman atau sahabat, atau juga pasangan. Ketika kita begitu fokus ‘melayani’ orang lain, sampai lupa ‘kebahagiaan’ diri sendiri, maka pada titik tertentu kita akan merasa ‘kelelahan’. Saat kelelahan muncul, apalagi jika ternyata apa yang dilakukan bagi orang lain, tidak mendapat ‘feed back’ yang seimbang, bisa menimbulkan titik jenuh yang berakibat ‘ledakan’ yang tak dikehendaki. Sangat berbeda jika kita sudah tuntas dengan diri kita sendiri, kita tahu bagaimana membentuk batasan yang seimbang antara memberikan kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain, maka apapun tantangan yang dihadapi dalam sebuah hubungan, akan dianggap sebagai sebuah konsekuensi. Kita tidak mudah lelah dan mengeluh, karena kita tahu bagaimana cara mengembalikan kelelahan karena pihak lain, dengan masuk ke dalam kebahagiaan diri sendiri.
Karena ketika pondasi self love ini sudah terbentuk, seseorang dapat menentukan tujuan hidupnya dengan lebih baik. Selain itu, hubungan yang terbangun juga akan menjadi lebih bermakna, dibandingkan dengan abusive relationship atau toxic relationship , yang bisa saja terjadi akibat pondasi self love yang tidak kuat. Saat kita punya pondasi self love yang kuat, dapat menentukan kapan kita berada dalam kondisi buruk, dan kapan saatnya kita keluar dari kondisi buruk. Karena seseorang yang terpenjara pada sebuah hubungan atau keadaan yang buruk secara terus menerus, karena tidak berdaya untuk keluar atau karena tidak tahu caranya menghargai dan mencintai diri sendiri, maka dia akan terus menerus dalam lingkaran buruk tersebut. Saat kita menggantungkan kekuatan dan kebahagiaan pada pihak lain, seakan tidak mampu untuk menemukan kebahagiaan sendiri, maka selamanya kita akan terpenjara pada kendali pihak lain.
Karena itu kuncinya adalah pondasi yang kuat, bagaimana mengenali diri sendiri dan mencintainya dengan apapun kekurangans erta kelebihan yang kita punya. Menemukan kekurangan diri dengan jujur adalah sebagai cara untuk mengetahui bagaimana merubah atau melengkapinya. Kelebihan yang kita punya, menjadi hal yang bisa menjadi kekuatan. Tetapi apapun yang kita temukan dalam diri kita, harus kita terima, syukuri dan menjadi landasan untuk menentukan tujuan besar dalam hidup kita. Tanpa kekurangan, kita akan menjadi takabur dengan kelebihan yang kita punya. Jadi saat kita begitu percaya diri dengan kelebihan kita, kita tahu ada kekurangan yang tersembunyi yang juga harus dijaga. Sehingga setiap inci langkah dalam kehidupan kita, selalu seimbang, mawas diri dan yang penting rasa syukur sebagai bentuk cinta.
Menerima secara lengkap paket diri sendiri yang diberikan Tuhan, akan membuat hidup kita tenang, terukur dan bahagia. Pancarannya akan terasa oleh orang lain. Kita akan menjadi lebih empati pada orang sekitar yang juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Maka jika hari ini kita merasa begitu kosong dalam hidup, meski dalam keramaian bersama mereka yang kita cintai, coba perhatikan :
- Apakah kita sudah mengenal diri kita dengan baik ?
- Sudahkah kita memahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri ?
- Sudahkah kita menentukan tujuan hidup kita yang bisa membuat kita bahagia ?
- Sudahkah kita mencoba mencari tahu apa yang terbaik untuk diri kita ?
- Apakah kita sudah punya waktu cukup untuk diri sendiri ?
- Apakah kita sudah bersyukur dengan sepenuh hati atas apa yang kita punya ?
Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi titik awal untuk kita mengelaborasi diri dan mulai menentukan langkah apa yang terbaik agar kita bahagia. Ingatlah, hanya orang bahagia yang bisa membahagiakan orang lain…
DhyRozz
#catatandhyrozz
#dhyrozzlyfe
#dhyrozzspirit