SEMPURNA
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Andra Junaidi Ramadhan bersama temannya yang bernama Stevi Morley Item, menulis lirik lagu yang saya suka dengarkan, “SEMPURNA”.
Bagi mereka berdua, sempurna itu terlihat indah, layak dipuja, memaksa benak untuk selalu memikirkannya, seolah hidup tidak bisa terbayangkan tanpa kesempurnaan, sampai sampai takut ditinggal karena merasa tidak akan mampu menghadapi kehidupan tanpa kesempurnaan dan sekaligus merasa mampu menghadapi apapun jika bersama dengannya. Sempurna itu darah mereka, jantung mereka, hidup mereka dan melengkapi mereka. Disaat mereka lemah dan terjatuh, sempurna yang melindungi mereka. Disaat mempunyai sesal, sempurna yang menghapusnya, sekaligus menjadikannya bahagia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti dari sempurna adalah utuh, lengkap segalanya, komplit. Sebuah pengertian yang serupa dengan arti yang terasakan sewaktu mendengarkan sebagian besar lirik lagu ini. Terasakan bahwa sempurna adalah subjek yang membuat atau menjadikan lengkap, bisa dalam bentuk perempuan bagi pria, kuat bagi lemah, buruk bagi indah, siang bagi malam, kotor bagi bersih ataupun sebaliknya disertai dengan banyak contoh yang lain, karena bumi ini berisi banyak, dua perbedaan yang saling melengkapi.
Tafsir pengertian yang dikemukakan bisa saja menjadikan bingung tetapi sebenar benarnya, merupakan pengertian yang tidak salah, serta sebenar benarnya bisa menghasilkan posisi kesetaraan diantara para subjek yang saling melengkapi untuk menjadi sempurna tersebut.
Kaya menjadi sempurna jika dikengkapi oleh miskin, bahkan tidak akan ada kaya jika tidak ada miskin. Hal serupa, terjadi pada semua situasi, yaitu tak ada baik jika tak ada buruk, tak ada benar jika tak ada salah, dan segala hal yang berbentuk dua hal bertentangan selayaknya saling melengkapi sehingga wajib dihadapi dengan dan dalam kesetaraan.
Kesetaraan itu masuk akal karena ujung akhir pencarian kesempurnaan akan menemukan bahwa sempurna bisa menjadi sempurna jika dilengkapi oleh ketidak sempurnaan. Dengan demikian, kesetaraan penyikapan terhadap unsur dari kesempurnaan menjadi wajib serta memang seharusnya begitu. Jika dibayangkan lebih jauh serta lebih mendalam kesetaraan penyikapan terhadap semua unsur pembuat kesempurnaan akan membuat kesetaraan sikap terhadap dunia dan segala isinya karena segala isi dunia memang tercipta untuk saling melengkapi.
Kesetaraan penyikapan secara adil disertai penuh kasih sayang, pada akhirnya membawa ke dunia yang dipenuhi kasih serta keadilan pula, yang tak terbayangkan karena tak ada bentuk, tak ada waktu, tak ada jarak dan tak ada segalanya, tetapi sekaligus mempunyai semuanya, sehingga tak bisa dipikirkan walau telah dicoba ditafsirkan. Sebenar benarnya dunia tanpa bentuk, tanpa waktu, tanpa jarak dan tanpa apapun tetapi sekaligus mempunyai segalanya, adalah dunia yang sesuka suka dan akan lebih elegan disertai hormat, jika dikatakan sebagai dunia dengan kemutlakan, dunia mutlak, dunia yang tidak bisa ditawar.
Mendengarkan lagu berjudul sempurna, dapat membuat keingin tahuan tentang sempurna dan akhirnya, mendapatkan kesempurnaan, mengarahkan pada penyikapan kesetaraan semua situasi dunia, melalui penerapan rasa keadilan yang dipenuhi oleh kasih sayang. Di tingkat selanjutnya, diyakini bahwa sikap itu, potensial membawa ke dunia kemutlakan. Dan sebaiknya, hingga disinilah, pengembaraan khayal itu dihentikan, karena tak dimiliki cukup bekal ilmu, besaran nyali serta keberanian, untuk melakukan penjelajahan lebih kedalam lagi. Biarlah para cendikia, ulama dan orang punya ilmu yang menjelajah sehingga mampu mendapatkan cerita yang lebih bermutu, yaitu cerita yang jelas, lengkap, benar dan akurat. Tugas orang awam, sebaiknya mendengarkan sebelum percaya serta meyakininya.
Banjarmasin
16122022