SISI KEINDAHAN IZMIR, TURKEY
“Sejarah hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masa kini dan masa mendatang. Namun kita tidak hidup di masa lalu, kita hidup di hari ini, dan menyiapkan ke hari depan. Masa lalu yang indah dapat dijadikan base line kehidupan, tetapi tidak boleh melenakan, sebaliknya masa lalu yang suram, justru dapat dijadilan pijakan untuk berbuat yang lebih baik, lebih gigih, dan lebih optimistic dalam menyiapkan langkah kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan”.
(Oleh Tjipto Sumadi)
SCNEWS.ID-JAKARTA. Sebagai negara yang pernah menjadi penakluk Asia dan Eropa, tentu Turkey menjadi negara yang sangat luas. Hingga kini, jejak kejayaannya masih tersisa di Sebagian Asia dan Eropa. Bagaikan benda segitiga yang memiliki magnitude, Turkey menjadi destinasi wisata bagi warga mancanegara. Turkey memiliki tiga kota besar sebagai penyanggah; di timur ada kota Ankara, sebagai ibukota pertama yang mengembangkan kejayaan Turkey masa lalu. Di jazirah barat, ada Istanbul, yang kini menjadi ibukota negara, simbul kekuatan di abad pertengahan yang mampu menjadi negara adidaya pada masanya. Pada tataran selatan, ada Izmir, kota yang terkenal karena peristiwa Kuda Troya. Antara Ankara dengan Istanbul dihubungkan oleh jembatan yang melintas di atas selat Bosporus. Jembatan ini, sekaligus berfungsi menyatukan antara benua Asia dan Eropa.

Kemegahan Istanbul tergambar dari arsitektur Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmed dan Hagia Sophia yang menjadi destinasi wisatawan mancanegara. Kedua masjid ini seolah menjadi icon utama wisata Turki, namun demikian masih banyak lokasi-lokasi menarik lainnya yang dapat memanjakan mata wisatawan. Tulisan ini tidak membahas destinasi wisata di Turkey, Tulisan ini menyajikan potret kehidupan sederhana di Izmir, sebagai souvenir perjalanan.
Jarak tempuh Jakarta – Izmir dapat dinikmati sekitar 15 jam di udara, dengan sekali transit di Istanbul, namun ini pun bergantung pada jenis maskapai yang digunakan. Jika perjalanan dilakukan tanpa menggunakan jasa travel, harga tiketnya berkisar 4 – 5 juta rupiah per trip. Tentu harga ini sangat variatif dan dinamis, tidak dapat dijadikan rujukan tetap. Bandara yang melayani penumpang internasional di İzmir adalah Bandara Adnan Menderes Havalimanı. Nama bandara ini digunakan sebagai penghargaan terhadap mantan perdana menteri Turkey Adnan Menderes.

Berbeda dengan Ankara dan Istanbul, Izmir merupakan kota yang “santai” dan termasuk yang cukup sekuler di Turkey. Setidaknya hal ini penulis rasakan saat melaksanakan sholat Jumat bersama asisten penulis. Dia dengan santainya menggunakan celana pendek sebatas lutut. Lalu saat saya membaca quran dari buku saku, dia bertanya, “kamu bisa membaca quran? Mohon maaf saya tidak bisa”. Sementara saat penulis berkesempatan singgah di rumahnya pun di sekitarnya tidak ada mushollah atau surau. “Di sini kami melaksanakan ibadah hanya seminggu sekali ke masjid yang ada di kota”, begitu kilahnya.
Izmir merupakan kota terbesar ketiga di Turkey. Kota ini tak hanya menyajikan wisata pantai yang indah, tetapi juga wisata sejarah yang erat kaitannya dengan kemanusiaan. Salah satu destinasi yang menarik di tengah kota adalah Konak Square. Konak Square merupakan taman besar tempat berdirinya Clock Tower dan Masjid Konak. Clock Tower dibangun tahun 1901 untuk merayakan 25 tahun kekuasaan Sultan Abdul Hamid II. Sementara Masjid Konak dibangun pada tahun 1755 ini memiliki ukuran yang terbilang kecil. Namun memiliki arsitektur unik khas masa Ottoman. Beberapa gedung pemerintahan juga dibangun di sini. Fenomena menarik lainnya adalah taman air mancur menari yang menyejukkan dan gemuruh burung merpati liar yang banyak, jinak dan terbang tanpa arah. Sementara itu, untuk mencari oleh-oleh juga tidak sulit, hanya jalan sedikit ke bagian belakang taman ini, sudah tersedia pasar tradisonal yang menjajakan aneka barang kebutuhan sehari-hari dan juga berbagai macam oleh-oleh khas Izmir. Biasanya para wisatawan mencari souvenir berlambangkan bull eyes, bermacam-macam jenis kacang-kacangan, kebab, atau es krim.
Di salah satu bagian pantai Egea terdapat sebuah jembatan yang mengarah ke negara Yunani. Jembatan ini melambangkan perdamaian antara Turkey dengan Yunani. Kotak-kotak yang terdapat di sampingnya merupakan ilustrasi perjalanan sejarah kedua negara itu. Di sini pengunjung dapat berpose sebagai kenang-kenangan,
Hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan ini adalah bahwa sejarah hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masa kini dan masa mendatang. Namun kita tidak hidup di masa lalu, kita hidup di hari ini, dan menyiapkan ke hari depan. Masa lalu yang indah dapat dijadikan base line kehidupan, tetapi tidak boleh melenakan,sebaliknya masa lalu yang suram, justru dapat dijadilan pijakan untuk berbuat yang lebih baik, lebih gigih, dan lebih optimistic dalam menyiapkan langkah kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan.
Semoga Bermanfaat.
Salam Wisdon Indonesia
*)Mahasiswa Teladan Nasional 1987
Dosen Universitas Negeri Jakarta