TENTANG CINTA (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

TENTANG CINTA
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Banyak orang meyakini bahwa Cinta adalah anugrah, merupakan bahasa pertama yang dikenal oleh manusia. Saat mengenal cinta berimpit dengan saat mengenal bunda, pada saat persentuhan mistis pertama antara mulut bayi dengan puting susu ibunya.

Cinta bernuansa penuh warna, setiap orang mempunyai pengertiannya sendiri sesuai pengalamannya bercinta. Semakin dewasa semakin arif dan sempurna dan tak lagi sempit hanya pada hubungan pria perempuannya tetapi bagi hubungan sesama manusia.

Cinta merupakan perasaan terbaik karena berisikan mesranya kasih bermutu prima. Tak ada cinta abadi karenanya secara seksama wajib dijaga hingga tak hilang ditelan masa. Uniknya, walau berupa rasa, cinta ternyata bisa dijaga dengan otak dan kemampuan logika melalui kepedulian dan bicara.

Cinta dan benci merupakan dua rasa berbeda tapi sama hebatnya dalam menginisiasi reaksi terekstrim pemiliknya, untuk melakukan apa saja demi cinta atau bencinya. Cinta pastilah tidak membenci tetapi benci bukan berarti tidak mencinta. Sebuah kondisi yang rumit, sangat sulit dipahami dan dengan ringan dapat dinyanyikan melalui lagu, benci tapi rindu, mungkin saja, karena cintanya dibalas dengan pura pura mencinta.

Tidak ada cinta tulus dengan kadar ketulusan seratus persen dikehidupan dunia, bahkan cinta orang tuapun masih mempunyai harapan untuk putra putrinya, karenanya ada sakit hati karena cinta. Ketulusan akan membiarkan cinta hanya untuk cinta dan tak mengotorinya untuk beragam kepentingan lainnya, karena itulah, hanya cinta tulus yang berujung suka dan bahagia.

Cinta tulus adalah kekuatan dan semangat jati diri manusia, apabila dipakai kepentingan bukan cinta, kekuatannya akan berkurang, semangatnya sirna dan jati dirinya tidak ada, sehingga menjadi lemah dan menjelma biasa biasa saja bahkan bukan lagi cinta.

Musuh cinta tentunya kelemahan, kepalsuan dan kemunafikan, yang membuat cinta tidak mulia dan hanya sebuah pencitraan belaka. Menjadi mudah digoda, dihentikan oleh bisik tetangga, kenyinyiran manusia yang sedang lupa pada hakekat cinta dan terlalu banyak menyaksikan sandiwara.

Begitulah cinta, mewarnai hidup kita, sejak awal penjelmaan manusia. Ada perbenturan mesra antara penggunaan otak dan logika dalam pengendalian cinta. Beberapa saran berkata, agar melupakan kepala untuk cinta, bak ucapan sang Nabi pada puisinya Khalil Gibran, kalau cinta memilihmu ikutilah, walau pedang tersembunyi di baliknya.

Sayup sayup nyanyian Agnes Mo merasuk di telinga, bahwa cinta tak ada logika. Itulah paradoknya cinta, bisa berlogika tetapi bisa juga tanpa logika. Keduanys berbeda tetapi sama saja, tidak ada salah dan tidak juga benar.

Cinta bisa dipaham tapi sulit dimaknai dengan kata. Ditulis untuk memulai perdebatan jiwa bagi pembacanya. Dan diakhir cerita, ditulis satu kata yang pasti ada bagi cinta, bahwa cinta adalah saat adanya kerelaan mengalah dan tidak berharap semua.

Banjarmasin
08022023

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini