TOLERANSI (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

TOLERANSI
“Dasar berpikir toleransi adalah keluhuran budi pekerti dengan pandangan bahwa semua makhluk sebagai keluarga besar penghuni bumi dan semua manusia bersaudara”

SCNEWS.ID-BANJARMASIN.Pagi dini hari ini, terlintas ingatan pada humor satir tentang nenek moyang manusia. Diawali oleh pertanyaan seorang anak, kepada ayah bundanya, karena si anak kebingungan oleh perbedaan jawaban kisah tentang asal usul mereka. Ayahandanya, secara detail memberi penjelasan asal usul manusia berdasarkan teori darwin, bahwa manusia berasal dari kera, sedangkan bunda si anak, mengutip kitab suci bahwa semua umat manusia keturunan Adam. Dan karena ayah maupun bunda, tidak ingin putra putri tercinta binggung berkepanjangan, akhirnya disepakati satu cerita, bahwa mereka semua tercipta dari tanah liat.

Sebuah simpulan tragis yang tak mengundang pertanyaan lanjutan, karena yang dicari bukan benar salahnya simpulan tapi kejutan lucunya.
Tentu saja bukan pertanda adanya toleransi, karena toleransi bersifat luhur, serius dan tidak lucu. Dasar berpikir toleransi adalah keluhuran budi pekerti dengan pandangan bahwa semua makhluk sebagai keluarga besar penghuni bumi dan semua manusia bersaudara. Dilain sisi, toleransi juga merupakan konsep modern untuk menggambarkan sikap saling hormat menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda, baik dari aspek suku, agama, ras atau antar golongan.

Keingin untuk memahami toleransi, saya kira dan rasakan, berhubungan dengan perjalanan kehidupan. Jika sudah agak lama menempuh perjalanan kehidupan, sudah berbagai cerita pernah didengar, dilihat serta dirasakan, maka berbagai nuansa akan tersisa di jiwa raga. Sebuah kenyataan bahwa Sering terjadi dalam kehidupan bahwa cita cita tak kunjung didapat dan yang terjadi adalah kejadian tak disangka bahkan kejadian yang tak terbayangkan akan bisa terjadi. Sebuah tamparan kemalangan nasib yang membangunkan kesadaran, bahwa hidup dan kehidupan tidak ditentukan oleh keinginan, rencana bahkan perjuangan kita tetapi lebih ditentukan oleh kekuatan maha besar yang sangat berkuasa dalam hidup dan kehidupan itu. Hidup sudah ditentukan, hanya karena belum tahulah, kita tetap berupaya, melewati semua perjalanan rasa. Karenanya, bersabarlah dan terimalah kondisimu dengan kesabaran toleransi.

Saya sebut kesabaran toleransi karena dari pengalaman, didapatkan bahwa toleransi hakekatnya merupakan kesabaran melihat, mendengar, merasakan, sikap, kata kata atau tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Sebuah kesabaran dengan batas sangat samar karena hanya dibatasi oleh tindakan sewenang wenang dan amat sangat menganggu. Sabar yang tetap sabar padahal diganggu, diusik atau bahkan dilukai ataupun dibahayakan nyawanya adalah sebuah prilaku yang sulit dikatagorikan, karena bisa merupakan keluhuran ataupun kebijaksanaan tetapi akan sangat sulit dibedakan dengan tindakan yang didasari oleh kepengecutan, ketakutan ataupun kebodohan. Prinsipnya, kesabaran pada toleransi adalah kesabaran yang menolak untuk takut, bodoh, apalagi kepengecutan. Tolerasi tidak akan pernah mentoleransi gangguan yang membahayakan jiwa. Toleransi tidak mengeksploitasi dan tidak dieksploitasi.

Bagi saya, berbicara tentang toleransi adalah pembicaraan tentang asahan, asuhan dari perjalanan rasa terhadap kehidupan. Rasa yang pernah dialami dengan berbagai perasaan yang diakibatnya, dapat menumbuh kembangkan atau menggugur layukan sikap dan prilaku bertoleransi. Rasa adalah reaksi panca indra terhadap rangsangan saraf, bisa manis, pahit, masam, asin ataupun panas dan dingin. Sedangkan perasaan adalah ukuran positif ataupun negatif, dari kondisi jiwa yang sedang terjadi dalam diri seseorang, karena pengaruh pengetahuannya. Perasaan yang sering teralami antara lain, marah, sedih, jijik, cemas, takut, senang dan terkejut.

Mempunyai toleransi adalah perjalanan hidup dengan dompet penuh hikmah serta ATM dari berbagai bank kesabaran. Sebuah perjalanan indah tak takut kehilangan sehingga tak akan mengalami kesedihan, dalam damai, tidak ada ancaman sehingga tidak dihantui kecemasan dan tidak pernah kecewa sehingga tidak akan terusik kemarahannya. Sedih menyeret derita, cemas mengurangi sejahtera dan marah akan membawa celaka, ketiganya menghancurkan bahagia. Laku toleran adalah perjalan mawas diri ke puncak terang, menjadi manusia unggul bukan sekedar pemenang. Prinsip keunggulan adalah kemenangan tanpa ada yang dikalahkan.

Melatih kesabaran toleransi adalah perjalanan menjadi manusia sejati, bukan hendak menjadi orang suci karena menjadi suci itu egois hanya untuk diri sendiri. Suci itu, menghakekat bak orang mati dan tak berguna lagi bagi hidup dan kehidupan, sedangkan toleransi masih manusiawi serta bermanfaat bagi kehidupan. Melatih toleransi adalah menikmati perjalanan proses, bisa memahami setiap fase hidup sehingga tidak terkejut oleh perbedaan karena beda itu adalah tahapan proses. Semua orang berproses akan berada pada fasenya masing masing, dengan begitu setiap orang akan berbeda maka perbedaan adalah rahmat Tuhan.

Toleransi itu luhur bukan suci yang egois, amat manusiawi dan penyabar, menghargai proses dan tidak mengharamkan perbedaan, tidak pengecut dan bukan penakut, cerdas serta menjadi jawab bagi perdamaian dunia. Dia begitu indah dengan keunggulan yang damai.
Kalau sudah begitu, rugi jika tidak toleran.

Banjarmasin
11112022

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini