TOXIC RELATIONSHIP : HUBUNGAN YANG TIDAK SEHAT

SCNEWSToxic relationship atau hubungan yang tidak sehat, yang ditunjukkan dengan beberapa perilaku “menyimpang”, yang dapat merusak kondisi fisik dan menyakiti perasaan diri sendiri maupun pasangan. Maka dari itu, hubungan yang berada dalam lingkaran toxic relationship, biasanya didominasi oleh perasaan cemburu dan rasa memiliki yang berlebihan, hingga perasaan selalu direndahkan yang akhirnya berujung pada kekerasan, baik kekerasan verbal, fisik, maupun psikologis. Padahal, suatu hubungan seharusnya berjalan dengan baik, yang ditandai dengan perilaku-perilaku sehat, seperti saling menghormati, perhatian, menunjukkan rasa kasih sayang, menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan dan lain sebagainya.

Pasangan yang berada dalam hubungan toxic relationship umumnya tidak mengetahui, kalau dirinya sedang menjalani hubungan yang tidak sehat. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh lamanya hubungan yang sudah dijalani. Namun, sebenarnya kita bisa menyadari bahwa suatu hubungan sudah tidak sehat, dengan mengetahui sembilan ciri toxic relationship yang di antaranya, yaitu:

  1. Rasa cemburu yang berlebihan

Rasa cemburu yang berlebihan menjadi salah satu penyebab utama, timbulnya hubungan yang tidak sehat. Pasalnya, jika suatu hubungan sudah dinodai dengan rasa cemburu yang berlebihan, maka beberapa sikap irasional satu persatu akan muncul. Mulai dari melacak keberadaan pasangan, meretas akun media sosial dan email pasangan, membuat jam malam, melarang pasangan untuk beraktivitas dengan lawan jenis, dan hal-hal lainya yang ujungnya menimbulkan sifat posesif.

2. Mengungkit kesalahan pasangan

Ciri hubungan yang tidak sehat berikutnya adalah mengungkit kesalahan pasangan. Hal ini menjadi hal yang sangat fatal, karena dapat memicu perdebatan antara kamu dan pasangan, sehingga, hubungan yang awalnya baik-baik saja, berubah menjadi hubungan yang penuh dengan amarah dan rasa kecewa. Alangkah lebih baik, jika terjadi suatu masalah dalam hubungan, kita dan pasangan membicarakannya secara baik-baik, untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Dengan begitu, kita dan pasangan akan saling memaafkan dan hubungan pun akan kembali baik seperti sedia kala.

3. Selalu dipandang serba kekurangan

Setiap orang sudah pasti ingin dilihat sebagai sosok yang sempurna di mata pasangannya. Namun, jika kita tidak mendapatkan itu dari pasangan, maka hubungan pun tidak akan berlangsung baik. Sebab, orang yang tidak pernah merasa puas dan selalu merasa kekurangan atas apa yang dimiliki pasanganya, akan selalu menuntutmu untuk melakukan hal lebih untuk membuktikan, bahwa kita memenuhi ekspektasinya dan layak untuk bersanding dengannya. Hal itu tentu membuat kita merasa lelah. Ketika kita selalu dipandang sebagai sosok yang tidak cukup rupawan, tidak cukup dewasa, tidak cukup bijak, tidak cukup baik dan lain sebagainya. Hal itu menjadi tanda, bahwa kita bsedang berada di hubungan yang tidak baik-baik saja.

4. Memiliki komunikasi yang buruk

Ciri toxic relationship yang keempat adalah jika kita dan pasangan memiliki komunikasi yang buruk. Seperti yang diketahui, komunikasi merupakan hal penting yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap pasangan. Dengan komunikasi yang baik, maka hubungan kita dan pasangan akan tetap baik-baik saja, meski sedang terjadi masalah. Hal tersebut dikarenakan, kita dan pasangan akan sama-sama memberikan kritik dan saran yang membangun untuk hubungan kedepannya. Bukan justru saling menyalahkan, mengucilkan bahkan mengeluarkan kata-kata kasar kepada pasangan, yang akan berdampak buruk pada hubungan kedepannya.

5. Tidak ingin dikalahkan

Rasa tidak ingin dikalahkan juga menjadi salah satu penyebab “hancurnya” hubungan. Bagaimana tidak, suatu hubungan seharusnya dipenuhi dengan rasa saling mendukung dan saling menyemangati antar pasangan, untuk menggapai impian dan cita-cita. Namun, jika realitanya pasangan kita tidak seperti itu, dan justru memiliki rasa kompetitif yang tinggi, maka hal itu hanya akan membuat suasana hubungan menjadi tidak baik. Sebab, hubungan hanya dipenuhi dengan rasa tidak mau kalah, iri, dengki dan lain sebagainya.

6. Selalu direndahkan

Jika kita sering direndahkan oleh pasangan atau bahkan hal apapun yang kita lakukan dan kenakan selalu dipandang tidak baik, itu merupakan tanda bahwa hubungan tidak sehat. Jika kita memiliki pasangan dengan ciri seperti itu, biasanya ia sering melontarkan kata-kata yang mengandung makna merendahkan. Kata-kata yang biasanya dilontarkan tersebut, tentu membuat kita merasa drop seketika atau bahkan merasa tidak berguna. Padahal, sesuatu yang menurut pasangan kita mudah dan biasa itu adalah sesuatu hal menurut kita sulit dan tidak bisa kita kerjakan sendiri.

7. Selalu dijadikan pelampiasan amarah

Jika kita yang selalu sabar dijadikan tempat pelampiasan amarah pasangan, ada saatnya semua harus kita hentikan. Karena kondisi itu salah dan hanya akan menyakiti perasaan saja. Ketika hal itu terjadi, maka pasangan tidak menganggap kita sebagai seseorang yang ia cintai, sayangi dan lindungi. Melainkan, ia memandang kita sebagai media untuk melampiaskan amarahnya. Jika pasangan kita melakukan hal ini terus-menerus, maka harus segera dihentikan dengan cara membicarakannya langsung ke pasangan dan memintanya untuk berhenti. Apabila pasangan tidak bisa menerima, maka satu-satunya jalan terbaik untuk melindungi diri adalah dengan melepaskannya.

8. Adanya ancaman hubungan

Hubungan yang tidak sehat juga ditandai dengan sifat pasangan, yang seringkali memberikan ancaman untuk mengakhiri hubungan ketika terjadi permasalahan. Padahal, langkah terbaik yang harus dilakukan setiap pasangan dalam mengatasi permasalahan adalah mendinginkan dan menenangkan pikiran terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan baik apabila kedua pihak sudah tenang satu sama lain. Sebab, dengan pikiran yang tenang, komunikasi antara kita dan pasangan akan berjalan lebih lancar. Dengan begitu, kita dan pasangan dapat dengan mudah berdiskusi untuk menemukan solusi, dan hubungan pun kembali baik seperti semula.

9. Tidak bisa menjadi diri sendiri

Ciri hubungan tidak sehat yang terakhir adalah jika kita tidak bisa menjadi diri sendiri. Hal ini biasanya terjadi, ketika kita mendapatkan banyak tuntutan dari pasangan. Entah itu tuntutan dalam berperilaku maupun berpenampilan. Dengan banyaknya tuntutan tersebut, pasti kita berusaha merubah diri sesuai dengan ekspektasi pasangan. Akhirnya, kita tidak menjadi diri sendiri dan perubahan pun tidak bertahan lama, karena hanya ditujukan untuk pasangan. Nantinya, ketika hubungan dengan pasangan berakhir, maka kita akan kembali menjadi diri sendiri dan perubahan yang selama ini kita lakukan, menjadi hal yang tidak berarti lagi.

Solusi Toxic Relationship

Sebenarnya, salah satu solusi ampuh untuk terlepas dari hubungan yang tidak sehat adalah memutuskan hubungan itu sendiri. Namun, untuk bisa mengambil keputusan tersebut, kedua pihak harus benar-benar mengetahui bahwa hubungan tersebut sudah tidak baik dan tidak bisa diteruskan. Karena, apabila hubungan terus dipaksakan untuk berlanjut, hal itu hanya akan memperburuk kondisi hubungan dan menyakiti hati atau bahkan fisik satu sama lain. Sehingga, jalan terbaik untuk terlepas dari hubungan yang tidak sehat adalah memutuskan hubungan itu sendiri. Tetapi, jika kita dan pasangan merasa benar-benar tidak bisa mengakhiri hubungan, karena sudah terbiasa bersama dan berat untuk meninggalkan satu sama lain. Maka,  bisa melakukan beberapa hal, seperti:

  • Berkomitmen untuk sama-sama berubah, dan tidak lagi melakukan hal-hal yang memicu kekerasan
  • Akan lebih sering mengkomunikasikan permasalahan dalam hubungan bersama-sama untuk ke depannya
  • Meminta bantuan keluarga atau konselor untuk mendapatkan solusi atas hubungan yang tidak sehat
  • Berkomitmen untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan pasangan, saling percaya serta saling memperlakukan pasangan dengan baik dan penuh kasih sayang
  • Menerapkan prinsip untuk lebih mencintai diri sendiri, sebelum mencintai orang lain
  • Mengerti dan memahami isi hati diri sendiri yang sebenarnya
  • Menyadari dan mengakui kalau sedang berada di dalam hubungan yang tidak sehat
  • Dan lain sebagainya.

Semua cara tersebut bisa dilakukan, asalkan ada niat dari kedua belah pihak untuk mengakhiri toxic relationship dalam hubungan. Pasalnya, jika hubungan tidak sehat tersebut dibiarkan begitu saja terus menerus, maka akan menimbulkan beberapa dampak bagi kita dan pasangan, baik dari segi fisik maupun mental.

Untuk dampak dari segi fisik sendiri,  bisa saja mengalami memar maupun luka-luka pada tubuh, akibat dari tindak kekerasan yang dilakukan pasangan. Tidak hanya itu, dampak fisik berupa gangguan jantung dan pembuluh darah juga dapat timbul, akibat dari menahan perasaan kesal dan marah terlalu lama. Sementara, untuk dampak mentalnya, kita bisa mengalami stres berat, depresi hingga gangguan kecemasan. Jika sudah seperti itu, maka orang pertama yang dapat menyelamatkan dari kondisi tersebut adalah diri kita sendiri.

Kecuali, kita memiliki mental yang kuat untuk mengakhiri hubungan dan meminta pertolongan kepada orang tua atau konselor. Karena, untuk bisa meminta pertolongan, perlu mengingat kembali masa-masa kelam yang pernah terjadi dan menceritakan semuanya, untuk mendapatkan pengobatan. Maka. jika hubungan kita sudah tidak sehat dilihat dari berbagai cirinya, pastikan tidak ada pembiaran terlalu lama, yang bisa membuat luka mendalam yang sulit disembuhkan, terutama luka jiwa. Pada akhirnya memahami dan mencintai diri sendiri, jauh lebih penting untuk kesehatan jiwa raga. Jika itu sudah bisa kita temukan, maka kita akan menjadi pribadi yang bahagia, yang siap untuk memendarkan kebahagiaan untuk sekitarnya.

DhyRozz

 

 

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini