TULISAN BANDEL (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

TULISAN BANDEL

Jenis tulisan bandel, bukanlah jenis tulisan yang baik, walaupun telah diupayakan berisi kebenaran. Tulisan bandel, didedikasikan sebagai sebuah tulisan untuk kesenangan diri, yang sengaja ditulis liar, tidak untuk dipahami secara linier tetapi memancing pemahaman pararel, yang multi tafsir”.

Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Tidak semua tulisan ditulis dengan metodelogi standar, yang baik dan benar, dengan kaidah penulisan dan berbahasa yang baku, supaya pembacanya bisa dengan mudah mengikuti ide serta dapat segera memahami maksud penulisnya, bahkan hanya dengan membaca kalimat pertama dari setiap alineanya saja. Tulisan dengan gaya penulisan yang baik dan benar seperti ini, biasanya dilakukan oleh para cendikia, lulusan terbaik perguruan tinggi dan melalui tulisannya, mereka akan menjadikan pembacanya menjadi pengikut penurut dari sang penulis. Pembaca akan terlarut didalam ide serta pokok bahasan, tersurat dan tersirat pada tulisannya. Tidak ada pilihan lain, bagi pembaca, selain memberi persetujuan, karena memang penulisnya pintar, idenya baik dan benar, disertai dengan kejelasan paparan. Tulisan bukan hanya menyampaikan data sebagai sebuah kenyataan tapi juga mengolah dan menganalisanya, sebelum menampilkan dalam bentuk informasi yang enak dibaca dan perlu.

Tidak semuanya begitu, karena ada tulisan bergaya amburadul, sesuka hati penulisnya, karena tidak ada ide hebat yang hendak dibahas serta dikenalkannya pada dunia. Biasanya merupakan opini tentang kenakalan ataupun keliaran kehidupan, yang ditulis supaya tidak terlupa. Tulisan tidak berkaidah baku, melawan metode penulisan yang telah disepakati para cerdik pandai, sehingga layak dinamakan sebagai tulisan bandel, seperti dipampang jelas sebagai judul. Tulisan bandel berada diseberang tulisan metodis, berpotensi menimbulkan kebinggungan serta membuat kepala pusing. Tulisan bandel adalah sebuah perlawanan terhadap kemapanan dan hukum yang terasa berlebihan, karena hanya untuk menulis saja wajib berkaidah. Tulisan bandel, ditampilkan dengan kesengajaan tetapi bisa juga karena ketidak tahuan.

Tulisan bandel, berpotensi menuai berbagai macam keluhan, disampaikan dengan secara halus atau dengan cara vulgar. Keluhan yang terhalus, mungkin akan ditata secara halus, memakai eufimisme dan disampaikan dengan wajah peduli, suara yang sangat biasa, yang berisi penilaian tentang cara penulisan unik, dan tulisan yang masih bisa dipahaminya, karena telah saling mengenal dengan penulis dalam keseharian. Secara halus disiratkan, bahwa dia belum yakin, bahwa orang yang tak mengenal penulis, akan bisa dengan mudah memahami ide yang dikandung dalam tulisan itu. Pada akhir kata, akan dilanjutkan dengan saran untuk terus menulis bergaya aneh yang sama, mengirimkan tulisan ke dia, sampai dia bisa menjadi gampang memahaminya. Saat pemahaman itu, sudah didapatnya, maka dia berjanji akan diinformasikannya, sekaligus dia ingin, hal tersebut, dipakai sebagai titik awal dalam memperlihatkan tulisan bandel kepada orang. Sebuah kepedulian persahabatan yang sangat menggobarkan semangat.

Bagi yang hobby membaca, dengan bacaan dari berbagai sudut pandang pengetahuan, khususnya sastra, dengan halus akan mengatakan, tidak metodisnya tulisan bandel itu, sebagai penulisannya bergenre aneh, dengan tanda baca sangat minimal, sehingga harus dibaca berulang, dengan berbagai jeda, untuk bisa dipahami. Perkataan manis itu, niscaya akan ditutupnya, dengan sentuhan pemungkas, bahwa dia membaca berulang karena yakin ada ide cemerlang dalam tulisan, dan keyakinan akan adanya ide yang terselip dalam tulisan, karena mengenal keseharian penulisnya. Artinya,sangat mungkin, pembaca lain, tidak akan bersikap seperti dia, hanya membaca tulisan bandel sekali saja, diakhiri dengan kebinggungan dan perasaan pusing oleh tulisan.

Menulis dengan cara penulisan yang tak baku, dalam bentuk tulisan bandel, akan membuat penulisnya, mendapat banyak kiriman pesan singkat, yang mengatakan bahwa mereka pusing membaca tulisan bandel. Keluhan itu, wajib direkomendasi segera mungkin, dengan saran minum obat serta jangan melanjutkan membaca. Rekomendasi itu diberikan karena rasa takut, jika ditanggapi dengan penjelasan isi tulisan, pusing sang pembacanya, semakin berat, bahkan bisa menjadi stroke, karena bukan hanya lantaran membaca tetapi juga karena ditambah dengan mendengarkan penjelasan sangat tidak jelas.

Jenis tulisan bandel, bukanlah jenis tulisan yang baik, walaupun telah diupayakan berisi kebenaran. Tulisan bandel, didedikasikan sebagai sebuah tulisan untuk kesenangan diri, yang sengaja ditulis liar, tidak untuk dipahami secara linier tetapi memancing pemahaman pararel, yang multi tafsir. Pemahaman linier akan mensugesti pembaca, menjadi seperti penulis, tidak merdeka dan tak merangsang timbulnya kemandirian, berbeda dengan tulisan bandel, yang secara spontan berakibat pemahaman pararel. Tulisan bandel, secara diam diam, mempunyai kandungan abstraktif filosopis, yang bisa meliarkan pemikiran pembacanya, dengan berbagai inspirasi.
Kehebatan literasi yang hendak ditimbulkan adalah kehebatan mandiri, hebat tetapi tetap menjadi dirinya sendiri. Sebuah sosok unik, tak sama, mandiri dan semakin hebat, lebih hebat dari sebelum membaca. Penulisnya tak hendak mengubahnya menjadi hebat tetapi kehilangan jati diri, kehebatan seragam., seperti yang potensial ditimbulkan oleh tulisan metodis. Apalah gunanya bagi dunia, jika semua manusia hebatnya seragam, sama dan sebangun. Tak semakin hebat tapi stagnan bahkan semakin rendah mutunya. Dunia kita, memerlukan kehebatan beragam.

Menulis tidak harus metodis dan karenanya, boleh ada tulisan bandel. Tulisan yang ditulis untuk kesenangan dan tak hendak menggurui. Menjadi guru adalah pekerjaan sangat sulit, tugasnya memasukkan idenya ke benak murid muridnya, yang notabene orang lain. Gurupun sebaiknya tidak menggurui, karena dunia perlu keberagaman dan berubah semakin baik. Guru yang selalu menggurui, tak akan mampu membuat keberagaman yang semakin baik, karena prestasi puncak dari guru yang terlalu percaya diri dan cendrung menggurui adalah murid berprestasi dengan prestasi berada di bawah prestasi gurunya. Tidak ada peniru yang lebih hebat dari yang ditirukannya. Guru sebaiknya tidak hanya ditiru dan digugu ( dipercaya ) tetapi dijadikan inspirasi, hingga memunculkan manusia mandiri yang semakin unggul.

Janganlah berhenti menulis, hanya karena tak bisa memenuhi syarat baku sebuah tulisan. Tetaplah menulis dan jika tak tahu, tak mampu atau tak mau metodis, buatlah tulisan bandel, jangan pedulikan pembaca dan menulislah sesuka hatimu. Jangan mencoba dipahami karena pemahaman tergantung kecerdasan pembaca, artinya tulisan buruk akan berarti besar jika dibaca cerdas, jauh lebih berguna dari tulisan hebat yang disikapi tak cerdas, bahkan tidak dibaca. Menulislah sesuka hati dan membacalah dengan cerdas. Memberi kesempatan untuk dibaca kembali, agar bisa lebih memahami tulisan bandel yang susah dipahami, adalah cara belajar menerima perbedaan dan cara mempersiapkan mental perubahan.

Mudahan isi tulisan ini, bisa dipahami, jika tak paham juga, jangan terlalu dipikirkan. Gitu Aja Kok Repot.

Banjarmasin
21082022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini