“ENERGIK DI MASA TUA”

ENERGIK DI MASA TUA

“Konsep Energik di Usia Tua adalah sikap hidup yang mempunyai kekuatan untuk berbuat baik, kekuatan untuk melakukan ibadah, kekuatan untuk beramal atau berbagi apapun yang kita miliki atau punyai, kekuatan yang menyegerakan panggilan jiwa dan rohaninya.  Dari kekuatan-kekuatan inilah, maka diri kita bukan kuat otot, melainkan kuat akan “isi” atau “bobot” batin atau rohani yang memancarkan seperti “orang berenergi” dalam gestur tubuhnya untuk terus berkarya dan berbagi”.

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, sudah menjadi kemakluman umum dalam kehidupan kita terdapat pandangan dan pemahaman ada masa-masa berhenti bekerja pada batas usia tertentu, ambil contoh saja bagi yang berstatus PNS Pemerintahan masa pensiun yang ditentukan usianya 58 tahun dan kalau punya jabatan dapat mencapai 60 tahun. Begitupula yang PNS Dosen di Perguruan tinggi kalau sudah pangkat golongan IV dan lektor Kepala usia pensiunnya 65 tahun dan kalau Guru Besar berusia 70 tahun. Di perusahan swasta usia pensiun di atur dalam Peraturan Perusahaan yang batasannya sangat variatif yang umumnya rata-rata pada usia 55 tahun, dan uniknya lagi kapan mau pensiun dari bekerja, justeru ditentukan oleh kita sendiri yang memutuskannya.

Sahabat ! pertimbangan usia untuk berhenti bekerja sangat kita maklumi, karena sudah menjadi hukum alam (sunatullah) proses kehidupan kita ini adanya siklus mencapai puncak “kekuatan” dan kemudian semakin berusia maka semakin “menurun kekuatan” yang kita miliki itu, dalam bahasa produktivitas, ada masa usia yang disebut usia produktif dan usia tidak atau kurang produktif lagi. Kemakluman akan pertimbangan yang seperti ini disatu sisi berdampak positif untuk kita rehat dari “pergumulan arena kehidupan” yang melelahkan, tapi disisi lain berdampak negatif, karena telah menganggap semua aktivitas mesti berakhir dan berhenti diusia tersebut.

Sahabat ! bagi kita yang mengangggap “harus istirahat total” dimasa tua tersebut, maka seolah kita hidup tidak berenergi lagi, seperti bola lampu yang semakin redup sehingga pancaran yang keluar adalah cahaya kesusahan, kepasrahan dan seolah hidup tidak ada harapan dan keinginan lagi untuk mencapai sesuatu.  Akibatnya proses penuaan fisik dan psikis benar-benar terjadi, ditambah lagi kondisi psikologis yang seolah hidup ini tidak ada harganya lagi.

Sahabat ! saat usia kita bertambah semakin tua atau menua, sesungguhnya kalau kita cermati penuaan itu terlihat secara fisik, dengan tanda-tanda yang jelas terlihat dan kita rasakan seperti sudah berkurangnya fungsi-fungsi organ tubuh yang memang secara alamiah mempunyai “live time”, akan tetapi pada sisi mental, spritual dan kearifan hidup sesungguhnya terdapat kondisi yang justeru semakin meningkat.  Dalam hal ini kita sering mendengan pepatah “asam garam kehidupan” dan “makin tua makin berisi”, yang menunjukan ada kelebihan yang kita miliki saat berada pada usia tua ini.

Sahabat ! kelebihan yang dimili saat diusia tua justeru kebalikan dari penurunan ketuaan secara fisik, artinya saat kondisi fisik kita semakin “lemah” akan tetapi kondisi mental, psikis dan spritual kita dapati atau potensi mendapatkannya telah didukung oleh kondisi kehidupan ketuaan kita itu sendiri. Dan dari sinilah yang saya sebut “ENERGIK MASA TUA”, suatu energi yang melekat pada usia tua, wujudnya bersifat psikis dan rohani, yang mesti kita nampakkan atau pancarkan dalam gerak atau tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Sahabat ! ijinkan saya berpendapat terhadap konsep Energik di Usia Tua adalah sikap hidup yang mempunyai kekuatan untuk berbuat baik, kekuatan untuk melakukan ibadah, kekuatan untuk beramal atau berbagi apapun yang kita miliki atau punyai, kekuatan yang menyegerakan panggilan jiwa dan rohaninya.  Dari kekuatan-kekuatan inilah, maka diri kita bukan kuat otot, melainkan kuat akan “isi” atau “bobot” batin atau rohani yang memancarkan seperti “orang berenergi” dalam gestur tubuhnya untuk terus berkarya dan berbagi.

Sahabat ! energik seperti ini adalah energiknya orang tua yang sangat mampu mengendalikan egonya, mengendalikan rasa pintarnya, mengendalikan emosinya, mengendalikan nafsunya, mengendalikan amarahnya, mengendalikan rasa sombongnya dan seterusnya, yang intinya kemampuan mengendalikan diri itulah terpancar adanya kekuatan dalam dirinya tersebut.

Sahabat ! tetaplah kita energik dimasa tua ini dengan berbagi dan berkarya, dan bagi yang muda mulailah menumbuhkembangkan energi tua ini dimasa muda, sehingga kita bisa menjadi orang yang sukses tapi rendah hati.

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini