RETJO PENTUNG (DWARAPALA) DAN ORANG-ORANG YANG MALANG (SEBUAH TANGGAPAN DARI ROBENSJAH ATAS TULISAN SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

RETJO PENTUNG (DWARAPALA) DAN ORANG-ORANG YANG MALANG (SEBUAH TANGGAPAN DARI ROBENSJAH ATAS TULISAN SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

“MENGAMBIL HIKMAH NOVEL VICTOR HUGO : LES MISERALES”

Dalam kesempatan ini, saya juga “tidak berani” menyamakan Dwarapala (yang dikisahkan oleh yang terpelajar “IBG Dharma Putra”) dengan polisi yang menangkap Valjean, takut salah persepsi. Tapi yang jelas dalam ilmu hukum banyak aliran yang memandang hukum dalam perspektif masing-masing, ada aliran Hukum Alam, Positivisme Hukum, aliran Sejarah Hukum, Sosiological Jurisprudence. Lain dari pada itu …. hukum mengandung nilai yang sulit dipilih karena harus harmonis, antara keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum”

(ROBENSJAH SJACHRAN*)

SC.NESW.ID-BANJARMASIN. Menanggapi tulisan apik IBG Dharna Putra “ HITAM PUTIH DWARAPALA” saya memberanikan diri menyampaikan sekilas opini dengan mencuplik di sana sini Novel Victor Hugo yang relevan dengan aspek yuridisnya.

Setting cerita diambil saat Pemberontakan Juni 1832, ketika Kaum Republikan melancarkan pemberontakan di kota Paris menentang monarki Perancis.

Kisahnya bermula ketika Jean Valjean, berasal dari keluarga miskin dari Brie, desa di Perancis, keluar penjara setelah dihukum 19 tahun hanya gara-gara mengambil sebongkah roti. Namun yang menarik & akan dikisahkan di sini ketika ia muda, saat mencuri roti itu.

Sejak kecil Jean sudah yatim piatu. Ia dibesarkan oleh kakak perempuannya, yang ditinggal mati suaminya dengan 7 anak yang masih kecil, si sulung usia 8 tahun, si bungsu 1 tahun. Jadilah Valjean berposisi sebagai ayah bagi para keponakan & kakaknya, mencari nafkah dengan bekerja serabutan.

Pada suatu winter, di rumah gak ada makanan tersedia, pekerjaan tidak ada, Valjean keluar rumah. Ketika ia lewat sebuah Toko Roti, terbayang di matanya para keponakan di rumah yang menangis kelaparan, ibunya yang masih menyusui bayi belum makan seharian. Tanpa pikir panjang, Valjean pecahkan kaca etalase dan langsung diambilnya Baguette, kemudian dibawanya lari roti panjang khas Perancis itu.

Mendengar suara ribut, si pemilik toko membunyikan bel. Kebetulan dekat toko roti, ada polisi yg sedang berpatroli. Maka, polisi segera mengejar Valjean yang membawa roti pulang ke rumah. Sesampai di rumah, roti curian langsung dibagikan kepada para keponakan yang kecil-kecil itu dan kepada ibunya. Sesaat ketika roti AKAN dimakan, sang polisi tiba dan langsung memegang tangan si ibu yg pegang roti. Bagaimana sikap Anda kalau Anda menjadi si Polisi ? Dibiarkan roti dimakan karena ia tahu sedang berhadapan dengan keluarga yang kelaparan di musim dingin ? Atau dicegah karena roti akan jadi alat bukti ? Lupakan saja kejadian ini dan segera berlalu dari situ karena yang dicuri HANYA sebongkah roti ? Atau menggelandang semua ke Polsek untuk diproses demi tegaknya hukum ?

Di sini lah adegan yang digambar Victor Hugo dalam novelnya itu dapat dibahas, baik dari sisi yuridis, sosiologis, maupun filosofis, yang semuanya memerlukan sentuhan empati.

Empati kepada Valjean, empati kepada kakak perempuan beranak 7, empati kepada para keponakan, dan jangan lupa …. empati kepada sang Polisi.

Dalam kesempatan ini, saya juga “tidak berani” menyamakan Dwarapala (yang dikisahkan oleh yang terpelajar “IBG Dharma Putra”) dengan polisi yang menangkap Valjean, takut salah persepsi. Tapi yang jelas dalam ilmu hukum banyak aliran yang memandang hukum dalam perspektif masing-masing, ada aliran Hukum Alam, Positivisme Hukum, aliran Sejarah Hukum, Sosiological Jurisprudence. Lain dari pada itu …. hukum mengandung nilai yang sulit dipilih karena harus harmonis, antara keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum.

Jadi, perspektif “kita” atau “anda” (Penguasa & Rakyat) bergantung dengan aliran (hukum) apa yang dianut, dan titik berat nilai mana yang hendak diambil. Itulah sebabnya (warna) hukum tidak dapat dilihat seperti papan catur.

Ben’s – Juanda, 20/06/2021

*Founder BENS INSTITUT

 

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini