SCNEWS – Pemerintah telah menetapkan vaksin virus corona yang diproduksi enam lembaga berbeda untuk program vaksinasi di Indonesia mendatang. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rahman, dalam wawancara yang ditayangkan di Duta Televisi pada 15 Januari 2021.
Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19). Keputusan tersebut diteken Menkes Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020).
Berdasarkan SK Menkes tersebut, vaksin Covid-19 akan bisa dipakai setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Secara lengkap, berikut kandidat vaksin yang akan digunakan di Tanah Air:
1. Bio Farma PT Bio Farma (Persero)
Merupakan produsen vaksin virus corona dalam negeri. Demi mengatasi pandemi, pemerintah melakukan beberapa hal, termasuk pengadaan vaksin Covid-19. Ada dua jalur yang yang ditempuh pemerintah untuk pengadaan vaksin yang melibatkan perusahaan BUMN tersebut. Pertama, pemerintah melalui Bio Farma menjalin kerja sama dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech. Kedua, mengadakan vaksin dalam negeri yang disebut vaksin Merah Putih. Vaksin tersebut merupakan kerja sama antara Bio Farma dan Lembaga Eijkman Institute. Sebanyak 1.620 relawan uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac telah disuntik.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut pihaknya telah menerima 95 persen persyaratan mutu bakal vaksin Sinovac.
Sementara terkait dengan vaksin Merah Putih, pemerintah berharap dapat selesai pada akhir 2021.
2. AstraZeneca
Uji coba yang dilakukan AstraZeneca dan Universitas Oxford menunjukkan vaksin virus corona produksinya memiliki keefektifan rata-rata 70 persen. Data menunjukkan vaksin AstraZeneca menunjukkan respons imun yang kuat pada orang tua. Saat ini uji coba pada 20.000 sukarelawan masih berlanjut. Vaksin AstraZeneca dianggap mudah didistribusikan karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin. Vaksin dibuat dari versi lemah virus flu biasa dari simpanse yang telah dimodifikasi agar tidak tumbuh pada manusia.
3. Moderna
Vaksin virus corona yang diproduksi Moderna telah diklaim memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen. Moderna menyatakan telah mengajukan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 kepada regulator Amerika Serikat dan Eropa. Perusahaan itu mengklaim efektivitas suntikan dan catatan keamanan vaksin virus corona buatannya baik. Sehingga, Moderna meyakini vaksin buatannya telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPOM AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
4. Sinopharm
Di China setidaknya sudah ada hampir satu juta orang yang disuntik menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm, di bawah izin penggunaan darurat. Vaksin tersebut saat ini masih dalam tahap pengujian yang belum sepenuhnya selesai. Sebelum vaksin Sinopharm terbukti berhasil seluruhnya, vaksin hanya digunakan pada pejabat China, pelajar, dan pekerja yang bepergian. Sinopharm mengklaim individu yang melakukan vaksin telah melakukan perjalanan ke lebih dari 150 negara dan saat ini belum ada kasus temuan infeksi. Vaksin Sinopharm masuk dalam jajaran lima dari vaksin China yang melakukan uji klinis di luar negeri. Pada September, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di luar China yang menyetujui penggunaan vaksin ini.
5. Pfizer and BioNTech
Pfizer dan BioNTech telah mengajukan penggunaan darurat vaksin virus corona yang diproduksinya ke BPOM AS dan Eropa. Kandidat vaksin Pfizer-BioNTech, dari hasil uji coba terakhir pada 18 November 2020, diklaim 95 persen efektif pada virus corona dan tidak menimbulkan risiko masalah keamanan. Penggunan itu akan mulai dilakukan setelah pengajuan persetujuan penggunaan darurat Uni Eropa di setujui oleh European Medicines Agency (EMA).
6. Sinovac
Sinovac memberikan nama kadidat vaksin virus corona buatannya CoronaVac. Vaksin ini memakai versi non-infeksi dari virus corona untuk memicu respon imun. Pada 17 November 2020 , hasil uji coba awal Sinovac yang terbit di The Lancet disebutkan vaksin aman, tapi hanya menghasilkan respon imun yang moderat dengan tingkat antibodi tak lebih tinggi dari antibodi yang dihasilkan oleh pasien yang pulih dari Covid-19. CoronaVac saat ini memasuki uji coba fase 3. Sinovac melakukan uji coba terhadap vaksin buatannya di Brasil, Indonesia, hingga Bangladesh. Hasil awal, sebagaimana yang terbit di Science, pada monyet menunjukkan vaksin menghasilkan antibodi yang menetralkan 10 galur Sars-coV-2.
Vaksinasi Covid-19 Kedua untuk Presiden
Vaksinasi Covid-19 kedua dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini, Rabu 27 Januari 2021. Vaksinasi kedua ini juga dilakukan bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat seperti vaksinasi pertama yang dilakukan pada 13 Januari 2021 di Istana Merdeka, Jakarta.
Vaksinasi pertama dan kedua ini juga bergulir di seluruh Indonesia yang diikuti kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat di daerah tersebut. Bersamaan dengan dimulainya vaksinasi untuk 1,4 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia sebagai garis depan dalam perang global memutus mata rantai pandemi Covid-19.
Melalui vaksinasi kedua ini, Presiden Joko Widodo kembali memberikan kepastian kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa vaksin Covid-19 ini suci dan halal sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta aman dan efektif sesuai standar internasional melalui Emergency Use Authorization (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sekali lagi, Presiden menegaskan bahwa vaksinasi Covid-19 untuk sekitar 181,5 juta masyarakat ini diberikan secara cuma-cuma. Kemudian setelah vaksinasi kedua ini, Presiden Joko Widodo juga kembali mengingatkan masyarakat bahwa, “Meski sudah divaksinasi, tetap jangan lupa protokol kesehatan dijaga secara disiplin. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, karena kuncinya ada di situ.”
(DHY)
Selengkapnya penjelasan dari Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rahman, bisa diklik disini :