IN MEMORIAM FRANS LEBURAYA : “PERSAHABATAN ITU INDAH” (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

PERSAHABATAN ITU INDAH

“BERSAHABAT ITU SANGAT INDAH” yang karenanya mencari dan menemukan sahabat itu akan membuat kehidupan kita indah dan bermakna, maka semakin banyak sahabat akan membuat hidup itu semakin indah. Sebaliknya mencari musuh itu mudah, sehingga banyak kita terjebak dalam permusuhan, akibat adanya perbedaan  politik, ideologi dan kepentingan. Lantas AKAN JAUH LEBIH INDAH HIDUP INI DENGAN BERSAHABAT KETIMBANG BERMUSUHAN”

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, di akhir tahun 2001 yang barusan kita lewati tadi terdapat berita yang membuat saya tersentak, tepatnya tanggal 19 Desember 2021 kami menerima  berita duka telah berpulangnya sahabat kami Frans Leburaya yang berada dalam perawatan di Rumah Sakit Bali.  Sosok Frans Leburaya adalah tokoh masyarakat Nusa Tenggara Timur yang menjabat  Gubernur Nusa Tenggara Timur dua priode yaitu Tahun 2008-2013 dan 2013-2018. Namun bagi kami Alumni Mahasiswa Teladan Nasional Tahun 1987 sosok Frans Leburaya adalah tokoh pemersatu, karena lewat gagasan beliau bersama Prof.Satria Bijaksana, maka kami yang terpisah selama lebih 30 tahun telah dikumpulkan kembali melalui reuni pertama yang diundang khusus oleh beliau pada tahun 2017 di Kupang NTT. Seterusnya pertemuan besar para sahabat Mawadan 87 berlangsung terus diberbagai kota, Jakarta, Surabaya, Bali dan Malang, bahkan di saat Pandemi melanda kami tetap bersilaturahmi secara virtual dengan acara Talk Show Mawadan 87 dengan menghadirkan Bapak Khairul Tanjung, disamping pertemuan-pertemun informal lainnya secara terbatas.

Mawadan 87 memang unik, karena anggotanya meliputi seluruh Nusantara, ada yang bermukim di Dalam Degeri dan bahkan ada yang sempat bermukim di Luar Negeri, dengan berbagai suku dan agama, dengan berbagai profesi, dengan berbagai status sosil, dengan berbagai ragam ragam pemikiran, namun semuanya melebur bersatu di wadah Mawadan 87 yang spiritnya diletakkan oleh Tokoh Mawadan 87 yaitu Frans Lebu Raya dengan ikatan tali kebangsaan yang pernah tertaut pada saat mengahdiri detik-detik proklamasi di Jakarta tahun 1987, dan ternyata baru saya sadari upaya menyatukan kami kembali dalam persahabatan di Mawadan sangat terkait denga prinsip beliau dalam melihat persahabatan.

Sahabat ! saya masih ingat betul dan selalu terkenang pada suatu kesempatan Sahabat Frans Lebu Raya menyampaikan sambutan saat pertemuan di Malang Jawa Timur, mengungkapkan “BERSAHABAT ITU SANGAT INDAH” yang karenanya mencari dan menemukan sahabat itu akan membuat kehidupan kita indah dan bermakna, maka semakin banyak sahabat akan membuat hidup itu semakin indah. Sebaliknya mencari musuh itu mudah, sehingga banyak kita terjebak dalam permusuhan, akibat adanya perbedaan  politik, ideologi dan kepentingan. Lantas AKAN JAUH LEBIH INDAH HIDUP INI DENGAN BERSAHABAT KETIMBANG BERMUSUHAN.

Kehidupan kita sering bertutur, ada bayak cerita kehidupan yang kita perankan justeru mendratisasikan permusuhan, lihat saja adanya saling hujat di media sosial, mengambil kebijakan karena sakit hati, menganggap remeh orang lain, merasa paling benar, tutur kata yang kasar, yang semuanya itu akan berujung pada permusuhan dalam kehidupan.

Kondisi permusuhan itu semakin terasa pada saat saat tahun politik, seperti pada masa hajatan pemilihan Presiden dan Kepala Daerah, yang melahirkan terminologi “tidak sopan” seperti “cebong” dan “Kampret” saling hujat didunia nyata, maupun di dunia maya yang akibatnya menimbulkan ketegangan sosial (social strain). Suasana seperti “perang” saling menyakiti dengan kata-kata kasar tersebut yang  akibatnya terasa sekali suasana yang seolah-olah kita ini menjadi “terpecah” atau bahkan “runtuh” dengan simbol-simbol sosial yang dibawa saat memperjuangkan calon yang dijagokannya.

Drama politik itu sering juga merasuki ke elemen-elemen lembaga atau oraganisasi lainnya, sehingga sering terjadi dalam suatu “perseteruan untuk memilih pemimpinnya” terdapat sikap setiap calon seolah dianggap musuh, sehingga pada saat pihak yang satu menang, maka akan menyingkirkan pihak lainnya dan termasuk kelompoknya. Terlihat seperti aja “kebiadaban kekuasaan” saat berkuasa dengan menyingmirkan lawan dan kelompoknya dengan mengisi orang-orang yang kurang berprestasi menjadi “pembantunya” asal ia adalah kelompoknya.

Sahabat ! kalau kita mau menarik diri dan menyadari sepenuhnya pada suatu pemilihan kekuasaan dan jabatan, maka sesungguhnya adalah dalam kerangka memilih siapa yang paling baik diantara yang baik, karenanya kita bersifat emosional. Perhatikanlah  (1) Pertarungan politik dalam suatu kompentisi jabatan dan kekuasaan adalah kewajaran dalam demokrasi yang diselenggarakan secara berkala (2) “kengototan” memperjuangkan untuk terpilih hanya sebatas perbedaan dalam kepentingan, karena  hari ini seolah-olah berperang, besok bisa saja bergandengan tangan, karena ada kepentingan yang sama, (3) Teknik dan cara-cara yang dilakukan, lembut, kasar, memuji, menghujat dan lain-lain hanyalah sebatas “cara” untuk menang. Oleh karena itu, disamping kita mengembalikan kepada cara-cara yang sesuai dengan kearifan bangsa kita, kita juga mesti menyadari bahwa persaingan itu adalah keniscayaan yang tidak perlu direspon dengan “permusuhan”.

Sahabat ! dengan kesadaran yang seperti itu maka kita menjadi maklum adanya “ricuh” di tahun-tahun politik atau saat adanya pemilihan pemimpin lembaga atau organisasi, sejalan dengan itu kita bangun kesadaran dan penyadaran ke masyarakat agar tidak “retak” menghadapi semuanya itu. Sembari mari kita jalin persabahatan sesama saudara, sesama anak bangsa, karena pada dasarnya perbedaan yang ada di atara kita hanyalah bersifat perbedaan kepentingan dan pilihan, namun kita tetap berada dalam ikatan sosial dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu kata kata sahabat kami di Mawadan Frans Leburaya, terus menjadi ingatan saya saat melihat adanya perbenturan kepentingan saat memilih pemimpin, bahwa BERSAHABAT ITU LEBIH INDAH DARI PADA BERMUSUHAN.

Salam secangkir kopi seribu Inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini