KESERUAN WISATA BERJE’MAAH
Oleh: Robensjah Sjachran
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Apabila tak salah hitung, sudah 74 negara yang saya kunjungi, belum termasuk negara mikro berdaulat seperti Vatikan, Monaco, Andorra, San Marino, Liechtenstein, tapi termasuk Kosovo yang memerdekakan diri namun belum diakui Serbia dan Rusia. Suka duka bepergian jauh ke luar negeri sudah cukup banyak saya rasakan. Perjalanan menempuh ribuan kilometer ke negeri orang pada awalnya saya lakukan dengan mengikuti grup tur (group tour) alias wisata rombongan atau wisata berjema’ah (KBBI: jema’ah = 1. kumpulan/rombongan orang beribadah; 2. orang banyak; publik) yang dalam dunia kepariwisataan disebut Group Inclusive Tour (GIT). Perjalanan grup tur ini ditangani sepenuhnya oleh Biro Perjalanan Wisata (BPW), mulai dari menyusun rencana perjalanan yang populer disebut itinerary: ke mana tujuan perjalanan, moda transportasi dan maskapai apa yang digunakan selama dalam perjalanan, negara dan kota apa yang dikunjungi, tempat-tempat wisata mana yang disinggahi, sampai kepada transportasi apa yang digunakan dari bandara ke hotel atau sebaliknya, semua direncanakan, dikelola, dan dilaksanakan oleh BPW, termasuk dipimpin dan dikawal (tour guide) oleh orangnya BPW.
Semua itu ditawarkan sebagai pre-arranged tour (wisata berencana) yang “ready made”, sudah lengkap dengan harga dan termin pembayarannya, termasuk pengurusan visa (izin masuk ke suatu wilayah negara). Cara berwisata model ini sangat cocok untuk pemula dan pelancong yang tak banyak waktu mengurusi persiapan perjalanannya, nggak ribet mengatur mau ke mana dan naik apa di sana, pokok tahu beres, duduk manis…cusss berangkat, dan tiba disambut bus wisata yang membawa kita langsung ke tujuan di berbagai kota dan negara. Esok hari dan esoknya lagi, mulailah berlaku rumus 6, 7, 8; bangun pagi pukul 6, sarapan pukul 7, kumpul di lobby pukul 8 untuk lanjut merealisasi itinerary.
Seringnya menggunakan BPW yang mengadakan group tour membuat saya tidak puas, jenuh, dan kadang kesal, karena itinerary mereka umumnya cenderung dibuat untuk mendatangi banyak kota dan negara, akan tetapi yang dikunjungi hanya sebentar dan tidak banyak, jadinya tidak berkesan, dan tidak ada keleluasaan untuk mengeksplornya lebih jauh. Contoh misalnya, saya pernah ikut group tour dalam satu hari yang sama, tur dimulai setelah sarapan di kota Verona (Italia), makan siang di Innsbruck (Austria) yang hanya ada waktu 4 jam mengeksplor old town sekaligus cari makan; dan … makan malamnya di Lucerne (Swiss), total sehari itu 3 negara yang dikunjungi dengan durasi perjalanan 7 jam untuk menempuh panjang jalan sekitar 600 km. Sampai di kota Lucerne sudah malam, toko-toko dan kedai makan sudah tutup.
Pernah juga saya protes dan usul agar trip di kesempatan lain tak terulang, gara-garanya begini: ketika itu posisi group kami di Strasbourg, kota di negara Prancis, pagi bus bergerak menuju kota Colmar, masih di Prancis, lalu ke kota Freiburg masuk wilayah Jerman, dengan tujuan ke Interlaken (Swiss) untuk bermalam, dan esok paginya mengunjungi Lauterbrunnen (Swiss) desa tenang dan damai di lembah yang katanya terindah di Eropa dan sangat terkenal di kalangan wisatawan dunia. Si tour leader amat membanggakan hotel yang akan ditempati di Interlaken nanti bertarif Rp. .. juta rupiah per malam. Group kami sampai di hotel kota Interlaken dan check in sudah pukul 9 PM, bergegas bersihkan badan dan ganti baju lalu keluar hotel untuk makan malam dan cari souvenir pesanan, ternyata …. yaah… rumah makan, cafe dan toko-toko sudah tutup. Esok paginya, sambil sewot saya “kuliahi” si tour leader: “Mestinya group kita bermalamnya di kota Bern (ibukota negara Swiss) yang tiba di sana masih sore sekitar pukul 4 PM, dan berjarak hanya sekitar 60 km ke Lauterbrunnen. Mestinya pula dengan teknologi yang sekarang sudah canggih, kan anda bisa baca/lihat di aplikasi route planner atau trip planner seperti ViaMichelin atau Rome2Rio untuk tahu berapa jauh dan berapa lama jarak tempuh supaya kita tidak kehilangan momen”, lanjut kuliah saya…hehehe.
Cara kedua saya tempuh karena pengen punya banyak pengalaman. Caranya ? Beli paket tur “Free & Easy”. Cara ini menuntut kita aktif, sebabnya paket yang kita beli dari BPW hanya tiket maskapai tertentu pp, akomodasi di hotel yang sudah ditetapkan di kota dalam negara-negara yang akan dikunjungi, mungkin ditambah tiket untuk paket tertentu seperti Disneyland Paris dan Eiffel Tower Package Tour. Untuk paket tur Paris Free & Easy ini menuntut kita mencari tahu segalanya, mulai dari check in di konter bandara, moda transportasi dari bandara kedatangan ke hotel tujuan, check in hotel, semuanya dilakukan sendiri dan ….kalau tidak termasuk transportasi bandara – hotel, ya bayar sendiri, maklum tur tipe ini tidak diikuti pemandu tur alias tur mandiri (a self guided tour), namun kita sudah dibekali day to day activities itinerary dan petunjuk lengkap hingga detil hari dan jam serta di mana gathering/meeting point dari setiap menaiki bus/van yang (jika ada) sudah disediakan. Besoknya, untuk menuju ke Disneyland Paris, lanjut ke menara Eiffel, sang turis harus berupaya sendiri. Banyak yang suka dengan tur model ini, alasannya sederhana: perencanaan, atau perubahan rencana gampang dilakukan, misalnya yang tadinya rencana ke Disneyland naik bus, ternyata train lebih murah dan stasiunnya sangat dekat dengan penginapan. Rencana mengeksplor Disneyland hanya sampai pukul 11 AM, berubah menjadi hingga pukul 5 PM misalnya.
Contoh lain paket ini misalnya “Free & Easy Brisbane 6D/5N”, termasuk paket atraksi tertentu berupa makan siang di SkyPoint Observation Deck dan Movie World Warner Bros di Gold Cost, atau “Free & Easy Hong Kong Package Tour” yang anda pilih mungkin sudah termasuk Shenzhen Full-Day Guided Tour. Paket tur yang seperti ini disebut oleh kalangan operator sebagai Free & Easy dengan kondisi Seat in Coach (SIC), maksudnya paket itu selama berlangsung peserta akan digabung dengan peserta lain. Penggabungan sangat longgar karena bisa saja hanya gabung beberapa hari, atau mungkin hanya gabung untuk tujuan wisata tertentu saja, selanjutnya peserta yang pisah mungkin melanjutkan tujuan wisata lainnya dengan grup yang lain. Pendek kata, paket tour Free & Easy itu menyenangkan, lebih-lebih saat ini banyak sekali aplikasi yang ditawarkan di AppStore atau Google PlayStore yang memudahkan kita untuk mendapatkan segala informasi apapun yang berkaitan dengan wisata. Ben (Bersambung)