SIKLUS KESENDIRIAN
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! ijinkan saya kali ini menuangkan refleksi tentang kesendirian yang terinspirasi dari ucapan selamat Ulang Tahun (Milad) pada tanggal 08 Desember tadi dari para sahabat/kolega/ keluarga yang mengirimkan baik itu dari group WA ataupun juga melalui jaringan pribadi serta media sosial dengan berbagai flatformnya. Ucapan selamat Ulang Tahun ini tentu saya hargai dan berterimakasih termasuk semua doa yang diucapkan (dituliskan) saya amini dan balik mendoakannya, sehingga pada saat “selamatan terbatas keluarga inti dan anak-anak dutatv dan Jurist Solution saya merasakan keterharuan (kebahagiaan) telah dibersamai selama menjalani kehidupan sampai di usia 61 sekarang ini. Oleh karena itu inspirasi “kesendirian” ini lebih pada berfikir “argumentum a contrario” untuk merenung sisi kehidupan ke dalam diri dengan menyatukannya pada “holiktisitas” perjalanan hidup dari ketiadaan, ada dan akan kembali pada ketiadaan.
Perhatikanlah secara subjek sebagai sosok manusia, kita ini telah terlahir sendirian di dunia ini dan kemudian akan pergi sendirian pula dari dunia ini, sehingga terdapat pandangan bahwa kesendirian adalah sifat dasar manusia yang abadi, karena sesungguhnya nanti kita juga akan mempertanggungjawabkan amaliah kita dihadapan Rabb juga sendiri. Eksistensi kesendirian ini menjadikan sifat dasar yang abadi, sehingga barang siapa mengharapkan keabadian dalam kebersamaan, apalagi mengharapkan sesuatu dari kebersaaam dengan manusia lain, maka pada dasarnya akan “menyiksa” hidupnya sendiri, terlebih dalam menjalin kebersamaan itu dilandasi oleh adanya niat ingin dipuji, ingin dipandang mulia, ingin dipandang sukses, ingin menunjukan eksistensi kekuatan dan kelebihan yang dimiliki atau dikuasainya.
Sifat dasar kesendirian ini tentunya tidak merujuk pada konsep “kesepian” dalam merasakan jalannya kehidupan, karena kesendirian menjadi kodrat yang justeru bisa kita nikmati dalam menjalani kehidupan, sedangkan kesepian lebih pada konsep “ketersiksaan” dalam mengharapkan hadirnya orang lain untuk menemaninya dalam menunjukan eksistensi dirinya dalam kehidupan seperti “harapan kebersamaan” yang sebutkan di atas.
Dengan sifat dasar manusia akan kesendirian inilah maka menyendiri menjadi suatu kebutuhan kita, karena itu kalau sahabat suatu saat rindu akan kesendirian ditegah-tengah kesibukan berinteraksi dengan manusia lain dalam mengenban kehidupan dunia ini, maka menyendirilah sebentar sebagai “rehat” jiwa dan batin kita untuk lebih mengenal dan merenungkan perjlanan hidup kita yang selama ini kita jalani. Namun kalau sahabat merasa “kesepian” maka saat itu justeru kita memerlukan teman untuk menggembirakan kehidupan kita. Jadi manakala melihat teman atau sahabat sedang menyendiri, maka bijak kalau kita biarkan ia dalam kesendiriannya, namun kalau kita lihat sahabat sedang kesepian dalam kesendiriannya, maka bijak kita temani.
Sahabat ! saat sendiri, kita sesungguhnya menyatukan diri kita dengan alam semesta, sehingga lebih mudah merasakan makna keberadaan hidup kita, karena alam ini justeru “bertasbih” dalam kesendiriannya pada Yang Maha Pencipta.
Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.
TERIMAKASIH KEPADA :
Mitra Group, Mitra Cakrawala Internasional (MCI Group), Amanah Group, Yayasan Suaka Ananda, Tenaga Ahli Gubernur 2021-2024, Nassa Hotel, Keluarga Rudy Tanzil, Ananda Munisah, Ibnu Sina.