SCNEWS – “Dalam kehidupan, perbedaan adalah tentang rasa, pikiran dan pandangan, sehingga membentuk sudut pandang dan solusi terbaik. Semua bermuara pada bagaimana kita membangun ‘mindset’ ” – DATRCOMM
Jika kita bisa melihat dengan mata arif, alam mengajarkan bahwa keseimbangan akan terbentuk jika penopangnya adalah perbedaan. Warna-warni perbedaan pada apapun dalam aspek kehidupan, pasti akan terlihat lebih indah. Meski mungkin perbedaan akan tampak rapuh, karena bisa saja setiap warna mempunyai kekuatan yang berbeda. Tetapi jika masing-masing ditautkan dalam perspektif saling melengkapi, akan menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat.
Sesuatu yang sama memang akan tampak ‘solid’ dan kuat, tetapi akan gersang dan menjemukan karena tidak dinamis. Itulah tamsil kehidupan yang digambarkan di dunia ini. Tuhan menciptakan alam raya dengan segala perbedaannya. Sejarah membuktikan bahwa di dalam sebuah komunitas manusia, selalu tergambar sebuah perbedaan. Bahkan bagian terkecil dari kehidupan manusia adalah berpasangan, yang artinya perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Ketika alam keluar dari sunatullahnya, munculnya ‘soliditas’ satu warna, maka keseimbangan mulai tergoyahkan, bahkan bisa menimbulkan bencana. Ketika sesuatu warna berkelompok menjadi satu, dan tidak menginginkan warna lainnya, saat itulah bencana dimulai. Karena saat itu dimulainya egoisme pada satu kekuatan warna. Ketika muncul kompetisi yang memperebutkan posisi puncak, jika tidak diikuti oleh ilmu yang mumpuni, akan menimbulkan satu merasa lebih unggul dari yang lainnya.
Sebuah kompetisi antar warna adalah dinamika, tetapi beresiko saling meniadakan atau setidaknya saling mendominasi. Belajar untuk berdampingan dan memberikan penghargaan kepada warna lain, memerlukan ilmu dan rasa yang dalam. Menyandingkan semua warna dalam kehidupan, berdamai dengan mengedepankan toleransi tanpa saling menyakiti, akan menopang dan menghasilkan sebuah keseimbangan yang kuat. Tetapi perlu ilmu dan kesepahaman yang setara, agar tidak dikuasai egoisme mengibarkan kekuatan kelompok.
Tentang menyandingkan semua warna, dan hidup berdampingan dengan damai, kuncinya sekali lagi adalah ilmu. Kedalaman ilmu tidak hanya masalah pendidikan formal, tapi ilmu bijak yang diserap dari kehidupan dan ilmu agama sebagai petunjukNya. Setiap warna berhak memunculkan keunggulannya, untuk menjadi motivasi diri dan penguatan potensi. Saat setiap warna berpendar dengan ‘tone’ terbaiknya, kekuatan dan potensinya, ini akan indah dan ‘solid. Kekuatan perbedaan yang mengedepankan kemampuan bersanding dengan warna lain, tanpa mengecilkan atau merasa dikecilkan. Jika ini bisa dicapai, maka kekuatan keseimbangan yang akan muncul. Setiap kelompok yang memahami posisi, potensi dan kekurangannya akan bijak bahwa setiap warna mempunyai peran pentingnya masing-masing yang akan saling menguatkan dan melengkapi.
Dalam sebuah perbedaan, ketika satu merasa menjadi pelengkap yang lainnya, maka tidak ada celah untuk saling menjatuhnya. Karena masing-masing merasa penting, meski sekecil apapun. Rasa melengkapi dan perlu dilengkapi, menjadikan tautan rasa yang kuat, yang bukan saja menumbuhkan toleransi, tapi ikatan yang menembus batas dan rasa.
Sebuah keseimbangan perbedaan yang kuat dan solid, akan sulit digempur oleh kendala dan halangan. Karena saat ditemukan satu kelemahan dari satu warna, maka warna lain akan menutupi kelemahan tersebut hingga tak terlinat lagi. Menyandingkan semua rasa dengan berbagai kualitas, akan memberikan keindangan, menambah rasa dan pastinya mengasah dinamika kekayaan kehidupan.
Jadi, jika alam telah mengajarkan indahnya perbedaan untuk membentuk sebuah keseimbangan, mengapa kita masih sering terlena untuk menghacurkan warna yang bersanding indah. Maka, tanyakan pada hatimu, ilmu apa yang harus diasah, agar mata bisa melihat perbedaan rasa dan warna yang bersanding indah.
Hidup adalah tentang mencari makna, maka lihatlah dengan mata hati terdalam, rasakan detak bahagianya jika tangan ini bergandengan tangan dengan perbedaan.
DhyRozz
