Bahagia dan Tanggung Jawab
Oleh : dr. Mohamad Isa.
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Dua kata Bahagia dan Tanggung Jawab, menjadi suatu rangkaian kata yang saling berhubungan. Dibalik kebahagiaan ada rasa tanggung jawab. Dalam proses perkawinan ada kebahagian dari masing-masing pasangan, tapi ada juga tanggung jawab masing-masing mempelai.
Pilkada sudah selesai, sudah diketahui masing-masing pemenang di tiap Provinsi ataupun Kotamadya/Kabupaten. Ada tercermin kebahagiaan dari para pemenang. Setelah melalui segala upaya usaha yang dilakukan, kemenangan diraihnya. Kekuasaan ada ditangannya untuk 5 tahun ke depan.
Kekuasaan, kepemimpinan, jabatan digenggamnya. Apa itu saja tujuannya ?
Dibalik itu, ada tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Tanggung jawab Kepala Daerah, menyangkut tanggung jawab atas warganya/rakyatnya.
Tanggung jawab ini akan dipertanggung jawab di kelak hari.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Sepuluh tanggung jawab seorang pemimpin:
1. Membuat keputusan.
2. Memberikan contoh.
3. Mengkoordinasikan orang dan kegiatan.
4. Mengkomunikasikan tujuan dan rencana kerja.
5. Menginspirasi tim.
6. Bekerja secara serempak.
7. Mengevaluasi kinerja tim.
8. Mengawasi kegiatan sehari-hari
9. Manajemen konflik
10.Meningkatkan Kesejahteraan rakyatnya.
Dalam kontek kepimpinan, Abubakar R.A memberi contoh dalam hal tanggung jawab seorang pemimpin dengan Pidato Pertama Sebagai Khalifah Pertama.
Setelah pembaiatan Abu Bakar R.A sebagai Khalifah, beliau berpidato: “Hai saudara-saudara! Kalian telah membaiat saya sebagai khalifah (kepala negara). Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik dari kalian. Oleh karenanya, apabila saya berbuat baik, maka tolonglah dan bantulah saya dalam kebaikan itu; tetapi apabila saya berbuat kesalahan, maka tegurlah saya. Taatlah kalian kepada saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mentaati saya, apabila saya berbuat maksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya.”
Seorang pemimpin harus menyadari bahwa dirinya bukan manusia istimewa, ada kurang dan lebihnya. Untuk itu perlu introspeksi diri dan mawas diri.
Pemimpin harus bisa bersikap adil.
Adil dalam memutuskan masalah dan adil dalam perlakuan pada rakyatnya.
Pemimpin yang adil mampu mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan porsi yang tepat.
Mampu menerapkan kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi semua kepentingan masyarakatnya. Pemimpin yang adil berfungsi menegakkan, meluruskan, dan memperbaiki kerusakan yang ada.
Pemimpin yang adil dalam Haditz Nabi termasuk dalam orang yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sedangkan yang paling dibenci-Nya adalah pemimpin yang zalim.
Sebagai penutup tulisan ini :
Selamat berbahagia bagi para pemenang, dan tanggung jawab menanti sebagai konsekwensi jabatan yang disandangnya.
Banjarmasin , 29 Nopember 2024.