MAKAN (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

MAKAN
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Makan adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya. Makan hanya dilakukan oleh makhluk yang tak bisa memproduksi makanan sendiri (heterotrop) dan tak diperlukan oleh makhluk yang membuat makanan sendiri (autotrop).

Kebutuhan makan merupakan kebutuhan utama kehidupan, dalam kajian tradisi atau modern. Maslow dalam teorinya, menempatkan makan di tingkat paling dasar, sebelum pemenuhan rasa aman, kasih sayang, harga diri serta aktualisasi diri.

Makan bertujuan agar kesehatan tubuh terjaga, pertumbuhan sempurna, punya simpanan gizi untuk situasi darurat, aktivitas harian berjalan optimal yang berujung pada produktivitas.

Ada tiga golongan pemakan secara ilmiah yaitu pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (carnibota) serta pemakan tumbuhan dan daging (omnivora). Tentu tak ada makhluk pemakan segalanya, kecuali dalam arti kiasan, diberikan untuk orang rakus karena makan apa saja, siapa saja dan dimana mana dengan tega.

Begitu pentingnya makan dalam pemikiran kita sampai sampai aksi pemerintah diwarnai oleh banyak kegiatan tentang makan, seperti piring makanku, makan siang gratis, gerakan kembali ke meja makan. Semoga saja kegiatan makan tidak sekedar semata karena latah merupakan tanda pejabat tak kreatif dan bermutu rendah.

Latah seperti ini, jika dilanjutkan, potensial jadi lucu dengan adanya makan siang gratis dari pemerintah pusat, program makan malamnya dari pemerintah provinsi, makan paginya dari pemerintah kabupaten kota, minuman sehatnya dibantu dari dana desa sehingga ujung akhirnya adalah penduduk gemuk, montok dan pemalas saja. Jauh dari harapan manusia bermutu.

Makan bukan satu satunya kegiatan, sekaligus bukan kegiatan tidak tergantikan tetapi wajib didukung dengan kegiatan lain dalam upayanya meningkatkan mutu manusia. Adanya beraneka ragaman kegiatan disertai harapan supaya para penentu kebijakan tidak hanya saling tiru secara konyol sangat diperlukan karena makan bukan satu satunya cara menjadi pandai. Orang Barat pemakan daging yang dipenuhi protein ternyata sama pandainya Orang Cina yang makan aneka sayuran serta bumbu.

Untuk menjadi petarung, makan bukan penentu terpenting karena kemandirian internal berisikan empat jurus pemungkas yaitu disiplin, kejujuran, etika dan mempunyai keberadaan utuh sangat perlu diperhatikan. Kemandirian internal ini bak tenaga dalam yang menetaskan elang petarung di angkasa raya. Elang hebat terbang tinggi menantang dunia serta tidak pasif dalam eraman induk dan berakhir sebagai telur busuk.

Banjarmasin
05072024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini