SCNEWS – “Setiap Orang Mempunyai Kecemerlangan Dalam Dirinya Yang Hanya Bisa Kita Temukan Jika Kita Selesai Dengan Diri Kita, Dengan Cara Menerima Dan Mensyukuri Apapun Keadaan Kita ” – DArtComm
Saat kita merasa terlalu banyak kekurangan yang ada dalam diri, atau merasa apa yang sudah kita miliki belum cukup, maka agar terhindar dari rasa tidak bersyukur, sebaiknya kita melihat kepada mereka yang diberi tantangan jauh lebih berat dari kita. Ada banyak orang sukses meski dengan kekurangan yang dia miliki, baik dari sisi fisik maupun dari sisi materi atau kemampuan lainnya. Dengan apa yang mereka miliki, mereka tetap bisa meraih kesuksesan hidup, baik secara materi maupun kualitas hidup.
Jika kita bisa menjadikan kekurangan yang kita miliki menjadi sebuah keunikan yang perlu kita terima. Apapun kekurangan itu harus bisa diubah menjadi sebuah kekuatan. Kekurangan yang kita punya, jangan membatasi semangat untuk meraih kehidupan yang lebih baik, mengejar mimpi sukses dan tetap mengembangkan jejaring untuk memperluas jalan meraih sukses tersebut. Contoh yang paling bisa kita lihat adalah sosok Nick Vujicic, seorang manusia tanpa lengan dan kaki. Akibat kondisi fisiknya, dia kesulitan mendapatkan teman bermain semasa kecilnya.
Nick lahir di Melbourne, Australia pada tanggal 4 Desember 1982. Dia merupakan putra dari keluarga sederhana, ibunya seorang bidan dan perawat anak, sedangkan ayahnya bekerja di kantor administrasi dan akuntansi keuangan sekaligus sebagai penginjil. Nick Vujicic lahir tanpa lengan dan tungkai atau biasa disebut sindrom tetra amelia. Dia memiliki sebuah kaki mungil di bagian kaki kirinya yang ia gunakan untuk menggulingkan badan, menendang, menulis, mengetik, dan aktivitas lainnya. Saat lahir, ibu Nick Vujicic menolak untuk melihat sang buah hati ketika perawat merengkuh Nick di depannya. Namun, ibu dan ayahnya akhirnya menerima kondisi itu dan memahaminya sebagai “rencana Tuhan untuk putra mereka”. Di halaman situs webnya, ia menyatakan bahwa Nick kecil tidak hanya berurusan dengan permasalahan sekolah dan remaja seperti bullying. Nick kecil juga berjuang dengan depresi dan rasa kesepian sebagaimana ia sering mempertanyakan alasan ia berbeda dari semua anak lainnya.
Bahkan pria yang memiliki nama lengkap Nicholas James Vujicic itu saat berusia 10 tahun, pernah mencoba bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya di bak mandi sendiri karena bullying yang dialaminya di sekolah. Saat beranjak remaja, sebagaimana normalnya remaja lainnya, Nick pun jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan kekasihnya, yang bertahan hanya 18 bulan, dan berakhir tanpa kejelasan. Kondisi ini tentu saja, sangat memukul mental seorang Nick remaja yang memang sejak awal sudah merasa minder dengan kekurangan yang dia miliki. Meski begitu, Nick akhirnya berhasil menyelesaikan sekolah dan bahkan lulus dari Universitas Griffith. Ada satu titik, akhirnya Nick berupaya bangkit, belajar banyak dari apa yang dia alami selama hidupnya. Sekarang dia menjadi motivator dunia yang mengunjungi berbagai negara untuk memotivasi jutaan orang. “Tanpa lengan dan tungkai, aku bisa menaklukkan dunia.” Begitulah salah satu kutipan buku berjudul “Life Without Limits” yang ditulis oleh Nick Vujicic yang berisi pengalaman hidupnya. Buku “Life Without Limits” (2007) ini merupakan buku pertama yang ditulis Nick.
Dikisahkan Nick dalam buku itu bahwa saat dia kecil sering berdoa memohon pada Tuhan, agar bisa mendapatkan tungkai dan lengan pada malam hari. Dia berdoa hingga menangis sampai tertidur dan berharap saat bangun tungkai dan lengannya akan muncul secara ajaib. Namun, saat doanya tidak pernah terkabul, Nick tidak berputus asa mengatasi kendalanya. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, Nick Vujicic terus melatih keterampilan diri untuk dapat beraktifitas seperti orang lain. Nick berusaha keras sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti layaknya orang normal. Nick mampu menjalani hidup dengan caranya sendiri. Ia mampu bermain musik, bermain golf, berselancar, berenang, bermain sepak bola, hingga menyisir rambut. Tidak ada yang bisa membatasi termasuk ketidaksempurnaannya, untuk terus belajar dan menaklukan dunia.
Nick juga mendirikan perusahaan “motivational speaking” bernama “Attitude is Altitude” atau yang disingkat AIA. Pada Agustus 2011, AIA merilis sebuah lagu solo dan video musik berjudul “Something More” yang dipenggawai oleh Nick sendiri.
Nick telah menulis beberapa buku inspiratif yang berisi kisah perjalanan hidupnya. Isi buku Nick tak jauh dari bagaimana ia bangkit dari keterpurukan akan kondisi fisiknya. Buku-buku yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa diantaranya buku pertamanya “Life Without Limits” (2007), sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa salah satunya adalah bahasa Indonesia. Buku-buku Nick lainnya juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: “Stand Strong” (2010), “Unstoppable” (2012), “Limitless” (2013), “Be The Hand And Feet (2018).
Perjalanan hidup Nick mengajarkan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan, asal kita terus berupaya dan memperbaiki kualitas diri. Karena pada akhirnya, seseorang tidak akan dilihat dari fisiknya jika dia mempunyai keistimewaan yang menonjol, termasuk didalamnya adalah kepribadian dan potensi lainnya. Bahkan Nick bisa membuktikan, keterbatasan fisik bukan halangan untuk bisa mendapatkan cinta sejati. Ketika mengisi acara sebagai pembicara di Texas, Nick bertemu dengan Kanae Miyahara. Hubungan keduanya berlanjut hingga akhirnya pada tanggal 12 Februari 2012 mereka melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, mereka memutuskan untuk menghuni rumahnya yang berada di California. Keluarga mereka lengkap dengan kehadiran dua anak laki-laki.
Nick betul-betul membuktikan kesempurnaan fisik bukan lah segalanya, tapi cinta dan ketulusan adalah segalanya.
Jadi jika saat ini kita masih mengutuki segala kekurangan yang ada pada diri, dan menjadikannya kambing hitam atas kegagalan hidup, maka kita tahu bahwa itu hanya alasan untuk merasa nyaman dalam kegagalan, dan mental buruk yang harus segera diubah. Pada salah satu buku yang ditulis Nick, terdapat kalimat yang sangat menginspirasi berikut ini :
“Aku tak dapat menepuk pundakmu dengan tanganku untuk meyakinkanmu,tetapi aku bisa bicara dari hatiku. Sesulit apapun kehidupanmu terasa, selalu ada harapan. Seburuk apapun rintangan yang muncul, pasti ada hari-hari yang lebih baik di depan. Seberat apapun cobaan yang datang, kau pasti dapat melaluinya. Menunggu adanya perubahan tidak akan mengubah apapun. Membulatkan tekad untuk bertindak sekarang akan mengubah segalanya”
Banjarmasin, 19 Februari 2021
D’Art Communication (Informasi pelatihan, training bisa menghubungi 0812-510-5403)
#dartcommunication #struggleforlife #struggleforpride #lifeisbeautiful #passionpersistance
#bestspirit
